Pengajian di Jogokariyan Bahas Kontribusi Muhammadiyah Mengawal Bangsa
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Masjid Jogokariyan Yogyakarta. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Jogokariyan akan kembali menggelar Pengajian Muhammadiyah. Kali ini, pengajian yang akan diselenggarakan pada 5 Februari 2022 sekitar 19.30 WIB atau ba'da Isya mengangkat tema Kontribusi Muhammadiyah untuk Mengawal Bangsa.
Pengajian akan diisi Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Dr Anwar Abbas. Lalu, pengantar disampaikan Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan sekaligus Ketua PRM Muhammadiyah Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir.
Kegiatan ini akan dihelat di Aula Masjid Jogokariyan, terbuka bagi masyarakat umum dan disediakan makan malam berupa sego macan. Agenda ini merupakan edisi lanjutan dari Pengajian Muhammadiyah yang sudah dimulai pada 7 Januari 2022.
Ustaz Muhammad Jazir ASP mengatakan, agenda Pengajian Muhammadiyah memang akan rutin dilaksanakan setipa bulan. Menghadirkan pembicara-pembicara langsung dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Selama ini, ia berpendapat, kajian-kajian Muhammadiyah yang sudah begitu banyak, tapi masih dalam lingkup internal. Karenanya, Jazir mengaku terpanggil agar bisa menghidupkan lagi kajian-kajian Muhammadiyah secara terbuka untuk masyarakat.
"Perlu rasanya menghadirkan kajian Muhammadiyah untuk publik yang lebih luas," kata Jazir, Rabu (2/2).
Sebelumnya, Pengajian Muhammadiyah menghadirkan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal. Agenda itu digelar dengan mengangkat tema Memahami Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid dan Amar Maruf Nahi Munkar.
Fathurrahman menyampaikan, syiar tauhid merupakan perintah Allah SWT yang bersifat universal. Karenanya, siapapun manusia sebenarnya sudah memiliki kewajiban yang absolut di hadapan Allah SWT untuk menunaikan amanah tersebut.
Selain secara luring, Pengajian Muhammadiyah digelar pula secara daring atau disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Masjid Jogokariyan. Karenanya, masyarakat daerah-daerah lain tetap dapat mengikuti agenda secara langsung.
"Jadi, saat bersamaan dapat pula disaksikan jamaah-jamaah seluruh Indonesia," ujar Jazir, menambahkan.