REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Butuh waktu cukup lama bagi Indonesia untuk bisa menggelar lomba balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP. Terakhir kali gelaran akbar itu berlangsung di tanah air pada tahun 1997 di Sirkuit Sentul Bogor.
Saat itu Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Soeharto yang juga dikenal sebagai Bapak Pembangunan. Valentino Rossi kala itu yang masih turun di kelas 125cc berhasil juara di Sirkuit kebanggaan era orde baru tersebut. Bahkan akhirnya The Doctor, julukan Rossi, keluar sebagai juara dunia kelas 125cc.
Setelah itu banyak upaya dilakukan pegiat otomotif Indonesia yang ingin membawa hajatan akbar itu kembali ke tanah air. Mulai dari merenovasi lintasan sirkuit Sentul, hingga rencana membangun sirkuit baru di beberapa wilayah Indonesia. Salah satunya di Bali.
Namun semua usaha itu tak ada yang berhasil membawa kembali MotoGP. Justru negara jiran Malaysia, melalui sirkuit Sepang, menjadi langganan gelaran MotoGP. Banyak pecinta balap tanah air yang rela merogoh koceknya untuk menyaksikan langsung ke Sepang.
Hal ini membuat biro perjalanan menawarkan bukan sekedar nonton balapan semata. Namun juga dengan sejumlah paket wisata di negara Malaysia. Pastinya hal itu menjadi tambahan pemasukan negara tersebut.
Baca juga : DPRD Lombok Tengah Tolak Usulan Keringanan Pajak Ajang MotoGP oleh ITDC
Akhirnya impian menggelar MotoGP akan diwujudkan dimasa periode kedua kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi). Federasi Internationale de Motocyclisme (FIM) menetapkan Indonesia menjadi tuan rumah lomba MotoGP tahun 2022. Setelah sebelumnya di akhir 2021 dipercaya menjadi salah satu seri lomba balap motor Super Bike.
Sirkuit Pertamina Mandalika Nusa Tenggara Barat akan menjadi tuan rumah MotoGP seri-2 tahun 2022. Tepatnya pada 20 Maret 2022. Seri pembuka MotoGP tahun ini akan digelar Qatar.
Sirkuit Mandalika dengan panjang lintasan 4,3 km dan mempunyai total 17 tikungan (6 ke kiri dan 11 ke kanan), dibangun dengan biaya tidak sedikit. Dengan material terbaik saat pembangunannya, dana yang keluar sudah di atas Rp 1 triliun.
Dengan dana besar yang sudah digelontorkan, kehadiran sirkuit kebanggaan Indonesia itu diharapkan tidak hanya sekedar jadi tuan rumah balapan semata. Lebih dari, hadirnya Sirkuit Mandalika bisa memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya daerah sekitar sirkuit.
Baca juga : Oki Setiana Dewi Dirujak Warganet Ceramah tentang KDRT
Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang juga promotor untuk MotoGP Mandalika, Abdulbar M Mansoer, saat jumpa Pers di kantor PP IMI Pusat di kawasan GBK Senayan Jakarta, Rabu (2/2/2022) menyatakan sirkuit Mandalika nantinya tidak hanya berdampak pada bidang otomitif semata.
"Berharap sirkuit mandalika tidak hanya otomotif tetapi juga pariwisata. Saat lomba Super Bike November 2021. Memberikan dampak positif berupa, okupansi hotel yang mencapai 100 persen, pendapatan daerah juga meningkat,” ujar Abdulbar.
Biaya perawatan sirkuit yang tidak sedikit membuat Abdulbar ingin Sirkuit Mandalika nantinya bukan hanya untuk balapan semata. "Semua sirkuit dunia juga sama bukan untuk balapan semata. Juga terbuka untuk event kecil di luar balap, atau latihan pembalap, sesi pemotretan, ujicoba kendaraan dll,” ujarnya.
Untuk balapan MotoGP nanti akan berusaha menggunakan personil dalam negeri. Oleh sebab itu dijalin kerjasama dengan PP IMI selaku induk organisasi olahraga otomotiv di tanah air.
Wakil Ketua PP IMI Pusat bidang Roda Dua, Sadikin Aksa mengatakan, kalau IMI akan mempersiapkan man power senior IM akan kita turunkan membantu ke lapangan, agar tidak kejadian Super Bike. "Akan kita siapkan, tenaga lokal baik itu untuk Marshall maupun Stewards. Baik orang lama, maupun yang baru. Kita akan berikan yang terbaik demi suksesnya MotoGP.
Baca juga : Tarif Sewa Mobil Jelang Ajang MotoGP Mandalika Melonjak
Sadikin juga menyebut kalau sirkuit Mandalika menjadi salah satu yang terbaik di dunia. "Sirkuit Mandalika menjadi salah satu terbaik dunia. FIM sudah memberikan penilaian 90 persen, sebelum MotoGP digelar akan kita usahakan sudah grade A."
Ketua IMI Pusat Bambang Soesatyo, menegaskan kalau 18-20 Maret nanti adalah pertaruhan nama Indonesia. "Diminta atau tidak kita akan membantu memperlancar menjaga nama baik indonesia. Terakhir kali gelar tahun 1997. Kini motogp kembali lagi. Kita ingin dapat nilai tambah, sudah lebih satu triliun uang keluar, Kita ingin ada feedback."
"Super Bike lalu sudah memberi efek baik bagi wisata. Apalagi nanti MotogGP. Harapannya nanti akan disaksikan milyaran penonton. Sehingga bisa melihat keindahan Mandalika dan nantinya mau berkunjung atau inevstasi. Selain itu juga Menunjukan kita aman dari radikalisme, intoleran dan virus corona." Lanjut Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo.
Baca juga : Nonton Ajang Bergengsi MotoGP Mandalika, Makin Hemat dan Mudah dengan BRImo
Bamsoet menambahkan, "Target selanjutnya kita harus ambil bagian tidak hanya menjadi tuan rumah balapan seperti saat ini. Tetapi juga harus ada pembalap tuan rumah yang tampil disana."
Untuk ketersediaan tiket dan akomodasi Wakil Direktur MGPA, Cahyadi Wanda mengungkapkan,"Memang ada tiket di beberapa kelas sold out. Namun masih ada beberapa kelas yang tersedia. Tiket dijual mulai Rp 150 ribu sampai Rp 15 juta. Kita tidak jual terlalu murah karena gengsi MotoGP. Kita juga sudah melihat dari Sepang.
Sedangkan untuk akomodasi menurut Cahyadi akan aman. "Jangan khawatir akomodasi, semua sudah dipikirkan. Kita ada paket bundling, tiket balap, tiket pesawat, hingga hotel untuk akomodasi,” katanya.