Kamis 03 Feb 2022 09:46 WIB

Gus Wafi Minta Pemerintah Tutup Museum Holocaust di Minahasa

Yahudi Israel sedang menjadi penjahat kemanusiaan dengan menjajah Palestina.

Red: Erik Purnama Putra
Dubes Jerman untuk RI Ina Lepel ikut menghadiri peresmian Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara pada Kamis, 27 Januari 2022.
Foto: Tangkapan layar
Dubes Jerman untuk RI Ina Lepel ikut menghadiri peresmian Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara pada Kamis, 27 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mursyid Thoriqoh Syadziliah KH Wafi Maimun Zubair alias Gus Wafi mengkritik pemerintah yang mengizinkan pendirian Museum Holocaust untuk mengenang kaum Yahudi di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Menurut dia, masyarakat Indonesia tidak membutuhkan Museum Holocaust.

"Karena keberadaan museum tersebut tidak ada hubungan dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, juga tidak bisa menumbuhkan rasa nasionalisme generasi bangsa," kata Gus Wafi ketika dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (3/2/2022).

Baca Juga

Gus Wafi menyebut, umat Islam meyakini ada agenda terselubung dalam pembangunan museum tersebut. Meskipun dari pihak pembangun menyatakan pendirian museum hanya untuk memberikan edukasi sejarah, sambung dia, tetapi pesan yang diditangkap masyarakat, mereka ingin membangun narasi bahwa kaum Yahudi orang yang terzalimi dalam kasus Holocaust.

"Padahal faktualnya sekarang Yahudi (Israel) di Timur Tengah sedang menjadi penjahat kemanusiaan dengan menjajah bangsa Palestina," kata Gus Wafi.

Atas hal itu, Gus Wafi mendorong pemerintah lebih baik segera menutup museum tersebut. "Terlebih sampai sekarang masih ada oknum-oknum dari bangsa Indonesia yang coba-coba membuka hubungan diplomatik dengan Israel, Padahal sudah jelas sikap para pendiri bangsa yang menolak penjajahan yang kemudian dipatenkan dalam pembukaan UUD 45," ujarnya.

Pengasuh Ponpes Ribath Nurul Anwar Sragen tersebut menegaskan, bangsa Yahudi memang diakui sebagai bangsa yang cerdas dalam sejarahnya. Tetapi dalam perjalanannya, sambung dia, bangsa Yahudi identik dengan peperangan, membunuh atau dibunuh, dan berdarah-darah. "Dan kita tidak ingin hal itu terjadi di Indonesia," ucap Gus Wafi.

Meskipun berada di Minahasa yang mayoritas beragama non-Muslim, Gus Wafi mengingatkan, wilayah itu masih merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia meyakini, masyarakat Indonesia mayoritas tidak menginginkan museum tersebut berdiri di negeri ini.

"Kalau Pemerintah Sulawesi Utara tidak menutup museum tersebut. Berarti mereka tidak toleran dengan anak bangsa yang lain," ucap putri kiai kharismatik almarhum KH Maimun Zubair tersebut.

Sebelumnya, Dubes Jerman untuk RI Ina Lepel mengunggah video peresmian Museum Holocaust di Minahasa pada Kamis, 27 Januari 2022. Museum Holocaust tersebut merupakan yang pertama berdiri di Indonesia, bahkan Asia Tenggara yang tidak ada hubungan sejarah dengan kekejaman Nazi Jerman kepada kaum Yahudi.

Baca juga : Barus: Pohon Getah dari Tapanuli Tengah Hingga ke Dinasti Fir'aun di Mesir Kuno

"Sungguh suatu kehormatan berada di Minahasa, Indonesia dan berbicara pada pembukaan Museum Holocaust pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan). Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap "pelajaran universal" ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi," ucap Lepel lewat akun Twitter, @GermanAmbJaka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement