REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Dugaan adanya kokain atau obat-obatan terlarang yang termasuk dalam jenis narkotika yang dicampur dan membuat lebih dari puluhan orang meninggal di Argentina tengah diselidiki. Pihak berwenang melaporkan bahwa pencarian jenis obat keras ini terus dilakukan.
Dilansir DW sedikitnya 17 orang di Argentina tewas setelah mengkonsumsi kokain. Sementara, ada 56 orang yang juga dirawat di rumah sakit setelah menelan apa yang diduga sebagai obat terlarang dengan campuran tersebut.
Diketahui, insiden dugaan adanya kokain yang dicampur pertama kali dilaporkan berada di wilayah barat laut Ibu Kota Buenos Aires. Pihak berwenang saat ini sedang menyelidiki zat beracun apa yang dicampur dalam kokain.
Pasukan keamanan di Buenos Aires juga dilaporkan sudah menangkap sejumlah tersangka yang diyakini menjual obat tersebut. Hasil laboratorium terhadap kokain yang dicampur masih ditunggu bersamaan dengan investigasi terhadap orang-orang yang ditangkap.
"Setiap pengedar yang membeli kokain memotongnya. Ada yang melakukannya dengan zat tidak beracun seperti pati dan ada juga yang memasukkan halusinogen di dalamnya jika tidak ada bentuk pengendalian, hal semacam ini terjadi," ujar Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires, Sergio Berni.
Setidaknya empat dari korban dilaporkan berusia antara 32 dan 45 tahun. Berni mengatakan zat beracun itu menargetkan sistem saraf.
Kementerian Kesehatan Provinsi Buenos Aires mengatakan beberapa korban menderita keracunan opioid. Saat ini warga di lingkungan insiden terjadi diminta untuk tidak mengkonsumsi seluruh obat-obatan yang baru mereka beli.
Kokain yang tercemar dilaporkan dijual di San Martin, dekat Tres de Febrero. Media lokal mengatakan bahwa organisasi penyelundup narkotika kerap menggunakan kokain untuk menghemat biaya.
Argentina telah menjadi pusat obat keras dalam beberapa tahun terakhir, dengan harga yang sering melonjak karena dampak pandemi virus corona jenis baru (Covid-19), yang sedang berlangsung. Negara Amerika Latin ini juga berbatasan dengan beberapa negara yang terkenal sebagai ‘penghasil’ narkotika, terutama Bolivia dan Paraguay.