REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mencatat ada 108 orang di wilayah setempat terkonfirmasi positif Covid-19 varian omicron. Catatan tersebut berdasarkan data yang dilaporkan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair).
Kadinkes Jatim, dr Erwin Astha Triyono mengatakan, seluruh kasus omicron di Jatim telah melewati pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) di ITD Unair. "Pemprov Jatim mencatat penambahan kasus (omicron) sebanyak 82 orang sehingga total konfirmasi omicron menjadi 108 orang yang tersebar di 13 kabupaten/kota," ujar Erwin, Kamis (3/2/2022).
Erwin memerinci 82 pasien omicron yang baru saja terdeteksi. Yakni 31 pasien di antaranya tercatat di Surabaya. Kemudian ada 22 pasien di Kota Malang, lima pasien di Sidoarjo, lima pasien di Gresik, lima pasien di Madiun, lima pasien di Malang, empat pasien di Pasuruan, dan masing-masing satu pasien di Jember, Kota Mojokerto, Lamongan, Pacitan, serta Trenggalek.
Erwin melanjutkan, dari total 108 pasien terkonfirmasi positif omicron, 47,2 persen di antaranya telah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi. Sedangkan 52,8 persen lainnya masih menjalani isolasi dengan kondisi mayoritas tanpa gejala.
Erwin menambahkan, sebanyak 63 persen yang terinfeksi varian omicron ini adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dua dosis. Maka dari itu mereka tidak bergejala, dan jika pun bergejala hanya gejala ringan.
"Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19," ujarnya. Erwin melanjutkan, catatan tersebut juga menegaskan bahwa vaksinasi saja belum cukup. Artinya tetap harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat.
Erwin mengaku, sejumlah upaya telah dilakukan Dinkes dan Satgas penanganan Covid-19 Jatim untuk mengantisipasi lonjakan omicron. Seperti, self assesment kesiapan rumah sakit, meningkatkan rasio tempat tidur, menyiapkan pengaturan SDM kesehatan, melakukan pemenuhan logistik kesehatan, menyiapkan alur pelayanan pasien, dan sistem rujukan pasien.
"Kewaspadaan individu juga harus terus ditingkatkan untuk menghindari potensi penularan omicron. Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan omicron," kata dia.