REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Serangan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dilaporkan menargetkan seorang tersangka jihadis yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di sebuah kota di Suriah Utara pada Kamis (3/2/2022). Saksi mata warga mengatakan bahwa beberapa orang turut tewas dalam operasi AS tersebut.
Warga juga mengatakan, beberapa helikopter mendarat di daerah dekat kota Atmeh di provinsi Idlib. Wilayah tersebut memang berada di daerah di bawah kendali pemberontak di sepanjang perbatasan dengan Turki.
"Ledakan terdengar di dekat rumah seorang jihadis asing," kata saksi mata.
Seperti dilansir laman France24, Kamis (3/2/2022) Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, operasi ini adalah yang terbesar sejak pasukan khusus koalisi melancarkan serangan Oktober 2019 di Idlib yang menyebabkan pembunuhan kepala ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Dalam laporan Observatorium, bentrokan koalisi terbaru ini berlangsung selama dua jam.
Namun identitas para jihadis yang menjadi fokus operasi belum dirilis. Observatorium mengatakan terdapat laporan kematian yang dikonfirmasi tanpa memberikan rincian tentang jumlah atau identitas mereka. Dalam rekaman audio yang beredar di antara penduduk dan dikaitkan dengan koalisi, seorang penutur bahasa Arab terdengar meminta perempuan dan anak-anak untuk mengungsi dari rumah mereka di daerah yang ditargetkan.
Di daerah Atme banyak berdiri kamp yang menurut para ahli digunakan oleh para pemimpin jihad sebagai pangkalan untuk bersembunyi di antara orang-orang yang terlantar akibat konflik. Koalisi sering melakukan serangan di Idlib yang menargetkan para pemimpin jihad yang terkait dengan Al-Qaeda.
Pada 23 Oktober, militer AS mengumumkan pembunuhan pemimpin senior Al-Qaeda Abdul Hamid Al-Matar. "Al-Qaeda menggunakan Suriah sebagai tempat yang aman untuk membangun kembali, berkoordinasi dengan afiliasi eksternal, dan merencanakan operasi eksternal," kata juru bicara Komando Pusat Mayor John Rigsbee dalam sebuah pernyataan saat itu. Idlib didominasi oleh kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang mencakup para pemimpin bekas cabang Al-Qaeda di Suriah.