Kamis 03 Feb 2022 17:02 WIB

Kemenkes: Angka Keterisian RS Secara Nasional 17 Persen

Menurut Siti Nadia, angka keterisian RS secara nasional masih terbilang aman.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Supir bus bersiap mengantarkan pasien Covid-19 untuk menuju RSDC Wisma Atlet di Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Satgas Penanganan Covid-19 mencatat kenaikan kasus positif Covid-19 dalam satu pekan terakhir mencapai 56.000 kasus atau meningkat hingga 40 kali lipat dibandingkan dengan awal Januari lalu. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Supir bus bersiap mengantarkan pasien Covid-19 untuk menuju RSDC Wisma Atlet di Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta, Kamis (3/2/2022). Satgas Penanganan Covid-19 mencatat kenaikan kasus positif Covid-19 dalam satu pekan terakhir mencapai 56.000 kasus atau meningkat hingga 40 kali lipat dibandingkan dengan awal Januari lalu. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini keterisian tempat tidur di rumah sakit (RS) yang merawat pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) sekitar 17 persen secara nasional. Menurut dia, angka tersebut masih terbilang aman.

"Batas BOR itu 60 persen ya dan untuk angka secara nasional saat ini kita adalah 17 persen," ujar Nadia kepada Republika, Kamis (3/2/2022).

Baca Juga

Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825 unit yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 unit tempat tidur. Untuk BOR untuk di Jakarta, berada di 196 rumah sakit rujukan dengan jumlah 6.496 dari 13.777 unit kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, kata Nadia, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000.

"Angka BOR Jakarta masih berdasarkan tempat perawatan yang belum termasuk konversi tempat perawatan yang kemarin sudah disediakan untuk Covid-19," terang Nadia.

Seiring dengan terus terjadinya kenaikan kasus dalam sepekan terakhir, kata Nadia, upaya pemerintah melakukan pelacakan kasus semakin diintensifkan. Nadia mengatakan untuk mendapatkan data yang komprehensif maka data akan dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja.

“Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam tujuh hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tuturnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, keterisian tempat tidur rumah sakit (RS) rujukkan Covid-19 meningkat seiring lonjakan kasus Covid-19. Ia mengatakan, rata-rata BOR RS di tingkat nasional 13,89 persen. DKI Jakarta menjadi penyumbang tertinggi yaitu 52 persen.

"Rata-rata BOR rumah sakit rujukan di tingkat nasional sebesar 13,89 persen dengan DKI Jakarta sebagai penyumbang tertinggi yaitu mencapai 52 persen, disusul Banten 22 persen dan Jawa Barat 16 persen," kata Wiku, Rabu (2/2/2022).

Wiku mengatakan, saat ini, sebanyak 30 provinsi di Indonesia masih mempertahankan BOR RS di bawah 10 persen.Ia juga megatakan, untuk mengantisipasi lonjakan pasien, pemerintah meningkatkan jumlah tempat tidur perawatan Covid-19 mencapai 10.996 untuk ruang isolasi dan ICU.

"Angka ini dapat dioptimalkan dengan mengonversikan hingga 40 kali dan kebutuhannya bertambah di kemudian hari," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement