REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah baru saja meresminkan ID Food yang merupakan gabungan dari BUMN bidang pangan dan perdagangan. Namun, Perum Bulog yang juga merupakan perusahaan pelat merah di sektor pangan tidak ikut dalam penggabungan BUMN sektor pangan.
Direktur Utama ID Food, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, Bulog sebagai Perum lebih diarahkan untuk menjalankan penugasan pemerintah dalam hal stabilisasi harga pangan yang menggunakan dana pemerintah.
"Sementara ID Food sifatnya untuk membangun ekosistem bisnis dari hulu ke hilir. Kita tidak boleh rugi dalam finansial karena kami secara komersial. Jadi kita operator bisnis secara murni," kata Arief dalam Webinar Pataka, Kamis (3/2/2022).
Adapun dari segi komoditas juga berbeda. Bulog nantinya dapat lebih fokus pada komoditas padi jagung kedelai (pajale) sebagai cadangan pangan pemerintah. Sedangkan ID Food fokus pada penugasan non pajale namun dijalankan dengan skema komersial yang harus memberikan keuntungan.
Selain pada komoditas pertanian, ID Food juga menyasar sektor perikanan, pergaraman, logistik, serta perdagangan."Jadi kita akan punya cadangan stok tapi ya secukupnya saja untuk diperdagangkan. Tapi dengan terus membesarkan pangsa pasar, kita rasa ID Food juga bisa berperan (dalam stabilisasi harga)," ujar dia.
Lebih lanjut, pihak yang memberikan penugasan juga berbeda. Di mana, Bulog akan menerima mandat langsung dari Bapanas yang akan dibentuk tahun ini sesuai rencana pemerintah. Adapun ID Food menjalankan kebijakan pangan yang diberikan oleh Kementerian BUMN.
"Jadi kenapa ada Bulog, ID Food, itu karena pembagiannya juga sudah jelas. Yang jelas keduanya siap menjalankan tugas atau kebijakan dari pemerintah," katanya.