REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok mengklaim, angka kemiskinan Kota Depok terendah se-Jawa Barat (Jabar) pada 2021 yakni 2,58 persen. Jumlah ini juga jauh di bawah angka kemiskinan Provinsi Jawa Barat (Jabar) yakni 8,40 persen.
"Data tersebut berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jabar. Naiknya angka kemiskinan hampir terjadi merata di semua daerah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian masyarakat, termasuk di Kota Depok," ujar Kepala Bappeda Kota Depok, Dadang Wihana di Balai Kota Depok, Jumat (3/2/2022).
Menurut Dadang, naiknya angka kemiskinan hampir terjadi merata di semua daerah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian masyarakat, termasuk di Kota Depok.
"Meski angka kemiskinan Kota Depok capai 2,58 persen, dengan jumlah penduduk 63,86 ribu jiwa. Ada kenaikan 0,13 persen. Tapi kita patut bersyukur masih berada pada posisi paling rendah di Jabar," ujarnya.
Dia menjelaskan, Pemkot Depok memiliki sejumlah strategi untuk menekan angka kemiskinan. Saat ini program pembangunan salah satunya diorientasikan pada pemulihan ekonomi.
Menurutnya, berbagai program yang sudah ditetapkan adalah 5.000 wirausaha baru (start up) dan 1.000 perempuan pengusaha. Kemudian Kartu Depok Sejahtera (KDS), dan mulai menyelesaikan mismatch atau ketidaksesuaian antara angkatan kerja (lulusan) dengan dunia kerja.
"Selain itu, kami gairahkan kembali investasi yang dapat menyerap tenaga kerja lokal. Semua program ini merupakan upaya untuk menekan angka kemiskinan di Kota Depok," ujar Dadang.
BPS Kota Depok mengungkapkan, justru terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di Kota Depok pada 2021. Hal itu tidak ditampik Dadang, bahkan juga merilis grafis kemiskinan, yang angkanya serupa dengan milik BPS Kota Depok.
"Peningkatan angka kemiskinan ini memang dipengaruhi oleh kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada perekonomian masyarakat. Hampir semua daerah meningkat, bukan hanya Depok. Salah satunya karena dipengaruhi oleh kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada hilangnya mata pencaharian masyarakat," ujarnya.
Meski berada di posisi terendah angka kemiskinan, Pemkot Depok tetap konsen untuk menekan angak kemiskinan dengan berbagai program yang berbasis pada pembangunan ekonomi. Saat ini program pembangunan di Kota Depok salah satunya diorientasikan pemulihan ekonomi masyarkat.
Beberapa program pemulihan ekonomi yang sedang berjalan yakni pembuatan 5.000 start up dan 1.000 perempuan pengusaha, Kartu Depok Sejahtera, dan penyelesaian miss match antara angkatan kerja dan dunia kerja. "Selain itu kami juga akan mengupayakan pembangkitan investasi yang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal," paparnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok, Asloe’ah Madjri menambahkan, pihaknya juga memiliki program untuk penanggulangan penduduk miskin yakni berupa bantuan pangan sosial. "Kami ada program Bansos Pangan Kota Depok dari program KDS," ucapnya.
Dia menguraikan, pada 2021 ada 2.000 penduduk yang menjadi target program Bansos Pangan Kota Depok, namun yang disalurkan hanya 1.672. Hal ini dikarenakan sebagian penduduk sudah dinyatakan meninggal dunia.
"Untuk penduduk yang meninggal yang masuk dalam sasaran, bantuannya kami alihkan menjadi santunan kematian," ungkap Asloel'ah.