REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad menyebut pembangunan Museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat. Pertanyaan itu terutama terkait tujuan dan kaitannya dengan bangsa Indonesia.
"Kenapa harus membuat sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan bangsa kita? Itu kan kasusnya orang lain, orang Yahudi dengan Jerman. Lebih baik kita buat semisal museum perjuangan kemerdekaan Indonesia," jelasnya kepada Republika.co.id, Kamis (3/2/2022).
Menurutnya, sangat wajar jika banyak pihak merasa khawatir dan mengaitkannya dengan awal hubungan Indonesia-Israel. "Wajar ada orang yang merasa khawatir akan itu, wajar karena Israel masih menjajah Palestina, sedangkan konstitusi kita jelas anti penjajahan," ujarnya.
Dadang menjelaskan banyak hal dari sejarah bangsa Indonesia yang masih perlu diedukasi kepada masyarakat. Edukasi seperti pembantaian Westerling atau sejarah lain yang berkaitan dengan bangsa Indonesia dikatakannya masih perlu diberikan kepada masyarakat, dibanding dengan edukasi Holocaust.
"Edukasi yang lain saja, jangan yang menimbulkan polemik. Edukasi itu yang berhubungan dengan negara kita masih banyak. Kasus seperti Westerling itu perlu juga dijadikan edukasi masyarakat. Bukan orang lain," tuturnya.
Menurutnya, pembangunan museum holocaust ini juga lebih banyak akan menimbulkan polemik masyarakat Indonesia. Hal ini karena kecenderungan masyarakat terhadap isu penjajahan Israel atas Palestina.
"Israel itu masih menjajah Palestina, kalau sudah tidak menjajah ya silakan. Ini kan masih menjajah dan membuat penderitaan orang. Dalam Pancasila disebut kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga kita merasa terenyuh dan prihatin dengan penderitaan rakyat Palestina," jelasnya.
Baca juga: Israel Incar Hubungan Diplomatik dengan Indonesia dan Arab Saudi