BI: Kenaikan Harga Komoditas Pangan Picu Inflasi di Purwokerto-Cilacap
Red: Muhammad Fakhruddin
BI: Kenaikan Harga Komoditas Pangan Picu inflasi di Purwokerto-Cilacap (ilustrasi). | Foto:
REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Kenaikan harga beberapa komoditas pangan strategis masih memicu terjadinya inflasi di Purwokerto dan Cilacap, kata Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan.
"Berdasarkan data, pada bulan Januari 2022, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,67 persen lebih rendah dibandingkan Desember 2021 yang sebesar 0,74 persen. Sementara di Cilacap, inflasi pada bulan Januari 2022 sebesar 0,66 persen atau lebih rendah dibandingkan Desember 2021," katanya dalam keterangan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis petang (3/2/2022).
Ia mengatakan secara umum, Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami inflasi bulanan yang lebih tinggi dibandingkan inflasi di Jawa Tengah yang sebesar 0,43 persen maupun inflasi nasional yang sebesar 0,56 persen.
Menurut dia, inflasi di dua derah tersebut didorong oleh meningkatnya beberapa komoditas pangan strategis pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, seperti daging ayam ras seiring menguatnya permintaan pada momentum tahun baru. "Juga dipengaruhi oleh adanya kenaikan biaya pakan. Harga beras juga mengalami peningkatan akibat berkurangnya pasokan," katanya.
Sementara itu, kata dia, kenaikan harga komoditas minyak goreng sejalan dengan tren kenaikan harga crude palm oil (CPO) dunia meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya turut memicu terjadinya inflasi.
Selain itu, lanjut dia, komoditas tembakau atau rokok juga mengalami peningkatan harga sejalan dengan kebijakan kenaikan tarif Cukai Hasil Rokok (CHT) sejak 1 Januari 2022. "Kendati demikian, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2022 di Purwokerto adalah komoditas bahan bakar rumah tangga, beras, daging ayam ras, minyak goreng, dan rokok kretek," katanya.
Di sisi lain, kata dia, tekanan inflasi yang lebih tinggi di Purwokerto tertahan oleh deflasi pada kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan yang sebesar 0,11 persen dan memberi andil sebesar 0,1 persen, utamanya bersumber dari penurunan administrasi transfer uang seiring dengan implementasi kebijakan BI Fast Payment (BI-FAST).
Ditinjau dari besaran andil komoditasnya, lanjut dia, komoditas cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai hijau menjadi lima besar komoditas yang memiliki andil deflasi terbesar pada bulan Januari 2022. "Sementara di Cilacap, inflasi dengan andil terbesar bersumber dari peningkatan harga pada seluruh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang sebesar 0,56 persen. Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah beras, daging ayam ras, rokok putih, jeruk, dan tomat," kata Rony.
Ia mengatakan jika ditinjau berdasarkan komoditasnya, lima besar komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Cilacap pada periode laporan terdiri atas beras, daging ayam ras, rokok putih, jeruk, dan tomat.
Menurut dia, koreksi harga cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, kacang panjang, dan kacang hijau menjadi komoditas utama yang menahan terjadinya inflasi yang lebih tinggi di Cilacap.
Lebih lanjut, Rony mengatakan Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasaran yang sebesar 3 plus minus 1 persen pada tahun 2022. "Adapun risiko yang dapat memengaruhi pencapaian inflasi ke depan, antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barag di luar negeri," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok.