Kamis 03 Feb 2022 23:59 WIB

Masih Ingat Untung Sangaji? Pahlawan 'Bom Sarinah' Itu Kini Mengabdi di Tanah Papua

Sepak terjangnya menggagalkan aksi terorisme di Thamrin sempat viral pada 2016.

AKBP Untung Sangaji kini menduduki posisi Kapolres Merauke.
Foto: Dok. Polmerauke
AKBP Untung Sangaji kini menduduki posisi Kapolres Merauke.

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Selain menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di tanah Papua, Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji juga memiliki sisi humanis dan berjiwa sosial kepada masyarakat luas di bumi cendrawasih. Ini di luar sosoknya sebagai seorang polisi atau anggota korps bhayangkara.

Disela-sela kesibukannya sebagai orang nomor satu di Polres Merauke semenjak 13 Oktober 2020 lalu, AKBP Untung Sangaji selalu menyempatkan diri untuk berbaur dengan masyarakat luas dari segenap lapisan usia melalui berbagai kegiatan sosial.

Baca Juga

"Hari ini saya membagi-bagikan beberapa buah kaos kepada masyarakat yang tengah mengikuti pelatihan membuat kancing dari batok kelapa. Apa yang saya lakukan semata-mata agar masyarakat asli Papua bisa mandiri dan bersaing dengan saudara-saudaranya dari berbagai provinsi lainnya khususnya dalam bidang ekonomi," ungkap Untung Sangaji, Kamis (3/2/2022).

Selain memberikan pelatihan cara membuat kancing dari batok kelapa, Untung juga menjelaskan bahwa dirinya beserta jajaran Polres Merauke memberikan pelatihan cara membuat minyak kelapa. Tak hanya itu, ada juga pelatihan batako dari limbah kelapa sawit, pengembangan budidaya ikan bandeng, budidaya menanam pisang, memberi bantuan bibit ternak serta membantu membangun rumah ibadah.

Hasil dari pelatihan ekonomi kreatif yang telah dijalankan Untung hampir 1,5 tahun lamanya tersebut, saat ini sebagian masyarakat Merauke sudah bisa mandiri. "Kita sudah menciptakan home industri bagi 6 suku asli Papua, ada sekitar 175 orang yang tengah dilatih untuk mengelola limbah dan hasilnya sudah dapat kita rasakan saat ini," papar Untung.

Tidak hanya mendorong ekonomi kreatif, Untung Sangaji juga melakukan terobosan besar dengan membeli tanah seluas 40 hektare di wilayah distrik Tanah Miring. Tanah tersebut rencananya akan dibangun sebuah kawasan perumahan bagi anggota Polres, Batalyon Brimob, Densus 88, wartawan Merauke, pemerhati lingkungan bersih, perwakilan pengrajin home industri serta perwakilan guru sekolah SD.

Apa yang dilakukan oleh AKBP Untung Sangaji yang merupakan lulusan Sekolah Perwira (SEPA) tahun 1995 juga tidak berhenti pada kegiatan sosial yang bersifat keekonomian dalam memberdayakan UMKM. Untung juga banyak membina anak-anak jalanan di Merauke agar memiliki keterampilan.

"Selain memberdayakan warga Merauke dari sisi ekonomi, saya juga banyak membina anak-anak jalanan. Di luar memberi keterampilan membaca dan menulis, memberi sembako, berdiskusi juga sering dilakukan terkait situasi keamanan di Papua," kata Untung.

Dengan semakin seringnya bertemu dengan masyarakat Merauke secara langsung dan melakukan diskusi secara intensif, Untung mengaku semakin banyak informasi yang didapat dalam mengungkap berbagai kasus kejahatan.

"Transaksi jual beli senjata api, rencana upaya mengganggu jalannya perhelatan PON oleh kelompok yang diduga teroris serta sejumlah kasus besar lainnya bisa diungkap berkat melakukan komunikasi yang intensif dengan warga Papua," kata AKBP Untung Sangaji.

AKBP Untung Sangaji merupakan polisi yang pernah melumpuhkan teroris di kawasan Thamrin depan Sarinah, Jakarta Pusat pada 2016 silam. Aksi heroiknya viral ketika Untung melakukan baku tembak dengan pelaku teror bom Sarinah.

Baru-baru ini Untung Sangaji mendapat penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM melalui Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Merauke karena turut membantu menangkap narapidana yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan. Selain itu, AKBP Untung Sangaji juga pernah meraih penghargaan dari PBB serta dari menteri pertahanan Singapura terkait penanganan Incident 185 tahun 1997.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement