Jumat 04 Feb 2022 07:53 WIB

AS Setujui Penjualan Senjata Potensial ke Sekutu Timur Tengah

Penjualan senjata tersebut dilakukan ke Yordania, UEA, dan Arab Saudi.

Pesawat jet tempur F-16V buatan AS. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui beberapa penjualan senjata potensial ke sekutu Timur Tengah termasuk Yordania, Uni Emirat Arab dan Kerajaan Arab Saudi.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Pesawat jet tempur F-16V buatan AS. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui beberapa penjualan senjata potensial ke sekutu Timur Tengah termasuk Yordania, Uni Emirat Arab dan Kerajaan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui beberapa penjualan senjata potensial ke sekutu Timur Tengah termasuk Yordania, Uni Emirat Arab dan Kerajaan Arab Saudi, kata Pentagon, Kamis (3/2/2022). Persetujuan tersebut termasuk kemungkinan penjualan jet tempur F-16 dan peralatan terkait ke Yordania dengan perkiraan biaya 4,21 miliar dolar AS (Rp 60,5 triliun), kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Ada peningkatan serangan roket dan pesawat nirawak (drone)di Uni Emirat Arab dalam beberapa pekan terakhir. Departemen Luar Negeri menyetujui permintaan Yordania untuk 12 jet tempur F-16 C Block 70, alat penjejak sasaran berbasis gelombang radio dan komponen amunisi terkait termasuk peranti ekor peluru kendali. 

Baca Juga

Kontraktor utama untuk jet tersebut adalah Lockheed Martin Corp. Arab Saudi diizinkan untuk membeli 31 Terminal Volume Rendah Sistem Distribusi Informasi Multifungsi (MIDS-LVT) seharga 23,7 juta dolar AS (Rp 340 miliar) untuk meningkatkan sistem pertahanan misilnya. Terminal MIDS-LVT yang diusulkan akan dipasang di platform Pertahanan Udara (Terminal High Altitude Air Defense/THAAD) Kerajaan, sedangkan terminal MIDS-LVT (BU1) yang disediakan sebelumnya dipasang pada sistem pertahanan rudal PATRIOT, kata Pentagon.

Uni Emirat Arab disetujui untuk membeli suku cadang dan perbaikan senilai 30 juta dolar AS (Rp 432 miliar) untuk sistem pertahanan rudal Homing All the Way Killer (HAWK). Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan pada Kamis.

Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement