REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA – Israel dan Bahrain telah menandatangani perjanjian kerja sama di bidang pertahanan, Kamis (3/2/2022). Itu merupakan kesepakatan pertama antara kedua negara sejak mereka melakukan normalisasi diplomatik pada September 2020.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam kunjungan resmi pertamanya ke Manama. “Hanya satu tahun setelah penandatangan perjanjian (damai), kita telah mencapai kesepakatan yang penting, yang akan berkontribusi pada keamanan kedua serta stabilitas kawasan,” ujar Gantz, dikutip laman Al Arabiya.
Menurut Gantz, kerja sama yang telah diteken akan mencakup intelijen serta pengadaan peralatan militer dan pelatihan bersama. Ia menilai, hal tersebut akan membawa relasi kedua negara ke tingkat baru.
Pada 15 September 2020, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.
Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko. Washington menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme sebagai aksi timbal balik atas kesediaannya membuka hubungan resmi dengan Tel Aviv. Kemudian terkait Maroko, sebagai balasan, AS mengakui klaim negara tersebut atas wilayah Sahara Barat yang dipersengketakan.
Palestina mengecam kesepakatan damai yang dilakukan empat negara Muslim tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan keempat negara terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan.