REPUBLIKA.CO.ID, CARTAGENA -- Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan negaranya meluncurkan strategi baru dalam menghadapi penyeludupan narkoba. Caranya dengan mengendalikan ruang siber dan memblokir trasanksi keuangan kelompok kriminal untuk mencegah mereka terlibat dalam perdagangan kokain.
Inisiatif "Esmeralda" ini luncurkan di Kota Cartagena, akan mendapat dukungan dari 36 negara. Termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Kolombia dalam perang melawan narkoba.
"Dalam beberapa tahun ke depan kami berharap untuk mengembangkan taktik baru dan inovatif dalam memerangi momok narkoba di seluruh dunia," kata Molano di Kongres Anti-Narkoba Internasional III, Kamis (3/2/2022).
Molano mengatakan untuk mengatasi tumbuhnya distribusi narkoba di internet. Lembaga pemberantas kejahatan di seluruh dunia meningkatkan kehadiran mereka di dunia siber termasuk agen-agen yang melakukan penyamaran.
Ia menambahkan kecerdasan artifisial juga digunakan untuk memantau penjualan dan perdagangan bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi narkoba. Agar penjualannya tetap dilindungi hukum tapi tidak digunakan untuk membuat narkoba.
Kolombia dianggap salah satu produsen kokain terbesar di dunia. Kelompok-kelompok bersenjata termasuk gerilyawan kiri dan geng kriminal yang berasal dari paramiliter sayap kanan sangat terlibat dalam penyeludupan dan produksi narkoba.
Pada 2020 lalu negara Amerika Latin itu memangkas lahan pertanian koka, bahan utama kokain, sebanyak 7 persen. Tapi PBB mengatakan potensi produksinya naik 8 persen menjadi 1.228 ton per tahun. Tahun lalu pihak berwenang Kolombia mencatat rekor dengan menyita 672 ton kokain.