REPUBLIKA.CO.ID, Semasa hidupnya, ath-Thabari dikenal sebagai seorang yang haus akan ilmu pengetahuan. Ia memang memilih membujang hingga akhir hayatnya.
Karena itu, ia memiliki kesempatan yang sangat luas untuk mencari ilmu. Ia berkeliling negerinegeri Islam untuk mencari ilmu. Sendirian tanpa seorang pun teman-hidup menyertainya. Wajar kiranya apabila dirinya sanggup menguasai berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya tafsir Alquran, tetapi juga fikih, sejarah, hadis, bahasa, dan sastra.
Mengenai kecintaannya terhadap ilmu pengeta huan, ath-Thabari berkata, "Dahulu ayahku dalam tidurnya melihat Rasulullah SAW dan diriku membawa sekeranjang batu sedang bersama beliau. Dalam tidurnya, ayahku seolah-olah melihat ku sedang melempar batu di hadapan Rasulullah SAW."
Lantas, bapaknya mendatangi seorang ahli takwil mimpi. Penafsir mimpi itu berkata kepada sang ayah, Sesungguhnya anak ini (ath-Thabari) kelak jika dewasa akan memelihara syariatnya. Dari mimpi itulah akhirnya ath-Thabari sejak muda disokong untuk mencari ilmu. Padahal, waktu itu dirinya baru menginjak usia kanak-kanak.