REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan sama sekali tidak ada unsur politik saat menanggapi pengusiran paksa pesawatnya di Hanggar Malinau, Kalimantan Utara, pada Rabu (2/2/2022). Dia justru mengkhawatirkan layanan penerbangan perintis di wilayah tersebut akan terganggu.
"Jangan sampai berpikir lain daripada persoalan ini. Tidak ada unsur politik. Semoga semua bijak dan kebutuhan masyarakat di atas segalanya," kata Susi dalam konferensi video, Jumat (4/2/2022).
Susi menuturkan, akses transportasi di Kalimantan Utara hanya bisa menggunakan speed boat dan pesawat. Sementara jika menggunakan transportasi laut memakan waktu yang cukup lama.
"Delapan jam naik speed boat. Kalau Susi Air bisa terbang terus membantu. Masyarakat terbiasa dengan Susi Air," ujar Susi.
Susi mengungkapkan, akibat pengusiran paksa pesawat Susi Air di Hanggar Malinau akan berdampak pada jadwal penerbangan. Sebab pascakejadian tersebut, jadwal penerbangan yang dilayani Susi Air di Kalimantan Utara belum dicabut.
"Semoga Susi Air tidak harus mengorbankan keselamatan, mengorbankan pembatalan penerbangan. Namun, gangguan jadwal penerbangan itu pasti karena perawatannya terganggu," kata Susi.
Sementara itu, Corporate Secretary Susi Air Nadine Kaiser mengungkapkan, lokasi hanggar di Malinau menjadi hal yang krusial dalam operasional Susi Air. Nadine mengatakan, hanggar di Malinau merupakan maintenance base Susi Air di Kalimantan.
"Semua pesawat yang beroperasi di Kalimantan harus rotasi ke Malinau. Hanggar dan fasilitas perawatan pesawat adalah jantung nadi ekosistem," ujar Nadine.
Nadine mengakui ada kemungkinan dalam dua pekan ke depan akan ada jadwal penerbangan Susi Air yang dibatalkan. Meskipun begitu, Nadine memastikan Susi Air akan mencoba untuk tidak membatalkan jadwal penerbangan.
"Kami mungkin harus minta bantuan kepada beberapa instansi untuk melakukan perawatan di beberapa tempat," ujar Nadine.