REPUBLIKA.CO.ID, ANTWERP -- Radja Nainggolan nyaris menghabiskan seluruh karier sepak bolanya di Italia. Kini ia telah kembali ke negara asalnya, Belgia.
Gelandang yang juga berdarah Indonesia itu berkostum Royal Antwerp FC. Nainggolan memiliki banyak kenangan di negeri spaghetti. Salah satunya ketika yang bersangkutan memperkuat AS Roma.
Ia mengaku berbagi kamar ganti dengan banyak jawara. Tim tampil dalam level tinggi. Tapi tak ada satu pun trofi yang berhasil diraih.
"Saya menjalani musim terbaik dalam karier saya bersama Spalletti. Kami memiliki begitu banyak pemain kuat. Ada Dzeko, Totti, De Rossi, Strootman, Salah dan Alisson. Kami mencapai rekor poin di Roma, tetapi kami tidak memenangkan apa pun dan itu sangat disayangkan," kata Nainggolan, dikutip dari Football Italia, Jumat (4/2).
Ia turut menjadi saksi perseteruan antara Fransesco Totti dengan pelatih Luciano Spalletti. Hubungan dua sosok tersebut memburuk. Totti menurutnya tidak pernah meminta untuk selalu menjadi starter.
Tapi, jelas Nainggolan, legenda hidup I Lupi itu merasa dipermalukan. Dalam sebuah pertandingan, Spalletti memasukkan yang bersangkutan di sisa lima menit terakhir. Saat itu La Magica dalam keadaan unggul 2-0.
"Saya akan merasakan hal yang sama, tetapi pelatih harus membuat pilihannya dan saya tidak tahu siapa yang benar. Totti sempat memiliki hubungan yang sangat baik dengannya, tetapi kemudian itu berakhir," tutur gelandang berusia 33 tahun ini mengisahkan.
Nainggolan mengaku merindukan Italia. Ia menyukai masakan di negara tersebut. Ia juga memiliki banyak teman di sana.
Selain Roma, sosok bernomor punggung empat pernah membela beberapa klub asal negeri pizza. Ia malang melintang di Piacenza, Cagliari, dan Inter Milan.