REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jumlah sekolah yang melaporkan kasus penularan Covid-19 di Solo bertambah menjadi 21 sekolah dari tingkat TK hingga SMA. Totalnya ada 67 warga sekolah yang terpapar, terdiri dari siswa, guru dan staf/karyawan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, jumlah sekolah yang terpapar Covid-19 semakin hari semakin bertambah. Awalnya, dari satu sekolah yang melaporkan, kini menjadi 21 sekolah.
"Dari 67 kasus tersebut, dua per tiganya luar kota. Dalam kota ada 21 orang dan luar kota 46 orang," kata Siti kepada wartawan, Jumat (4/2).
Dari jumlah kasus tersebut, sebagian besar yang terpapar Covid-19 merupakan murid sebanyak 55 siswa. Kemudian, sisanya guru maupun karyawan/staf.
Dengan adanya penambahan sekolah yang terpapar, DKK bakal melakukan evaluasi, salah satunya dengan program surveilans dalam waktu dekat. Terkait kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM), tetap berpedoman pada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri, dimana yang memutuskan Dinas Pendidikan.
Siti menyebut, penambahan sekolah yang melaporkan salah satunya TK di wilayah Mojosongo, Kecamatan Jebres. Di TK tersebut, baru satu siswa yang terpapar. Pada Jumat, DKK melakukan penelusuran (tracing) kontak erat dan dekat dengan anak tersebut.
"Pedomannya, anak-anak sebenarnya bisa terhindar. Kalau dalam satu rumah itu protokol kesehatannya bagus, satu rumah sudah tervaksin, anak-anak kan otomatis sudah terlindungi," jelasnya.
Dia juga mengkritik para orang tua yang masih nekat mengajak anak-anaknya bepergian untuk keperluan yang kurang penting, misalnya ke mal. Dia meminta agar orang tua menahan keinginan bepergian yang tidak penting.
"Anak-anak mobilitasnya terbatas, tapi orang tuanya kan kemana-mana. Intinya sebetulnya 5 M. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan dan kurangi mobilitas," tandasnya.
Siti juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) meskipun sudah divaksin. Sebab, vaksinasi merupakan program kekebalan komunitas, bukan individu. Ketika daya tahan tubuh tinggi, maka juga bisa melindungi orang lain di sekitarnya.
"Yang penting kewaspadaan. Jangan berpikir gejalanya ringan. Tapi berpikir potensi menularkan. Jadi tolong untuk prokesnya masyarakat," pungkas Siti.