Sabtu 05 Feb 2022 10:25 WIB

Kasus Covid-19 di Palembang Didominasi Pelaku Perjalanan Luar Kota

Tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Palembang mencapai 12 persen.

Petugas kesehatan dari Puskesmas Kampus Palembang berjalan menuju rumah warga penerima vaksin COVID-19 dari pintu ke pintu (door to door) di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (15/1/2022). Kasus konfirmasi aktif COVID-19 di Kota Palembang, Sumatera Selatan, didominasi oleh para pelaku perjalanan ke luar kota
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan dari Puskesmas Kampus Palembang berjalan menuju rumah warga penerima vaksin COVID-19 dari pintu ke pintu (door to door) di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (15/1/2022). Kasus konfirmasi aktif COVID-19 di Kota Palembang, Sumatera Selatan, didominasi oleh para pelaku perjalanan ke luar kota

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kasus konfirmasi aktif COVID-19 di Kota Palembang, Sumatera Selatan, didominasi oleh para pelaku perjalanan ke luar kota khususnya, yang bermobilitas dari kota-kota besar di Pulau Jawa. Jumlah kasus COVID-19 di Palembang tersebut tercatat meningkat dari 170 kasus per Kamis (3/2) menjadi 313 kasus per Jumat (4/2).

"Kami persentasekan sekitar 70 persen dari total kasus COVID-19 adalah pelaku perjalanan ke luar kota. Satu atau dua minggu sebelum terkonfirmasi. Seperti dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya yang saat ini di sana juga mengalami peningkatan kasus," kata Juru Bicara Satuan Tugas COVID-19 Dinas Kesehatan Kota Palembang Yudhi Setiawan di Palembang, Sabtu (5/2/2022).

Baca Juga

Menurut dia, mobilitas masyarakat yang tinggi di dalam kota dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan, juga memberikan pengaruh hingga terjadinya transmisi lokal yang berujung dengan adanya peningkatan kasus COVID-19 tersebut. Oleh karena itu, pihaknya juga mencatatkan keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 Palembang sudah mencapai 12 persen, di antaranya enam pasien yang menjalani perawatan intensif di rumah sakit, 262 simtomatik dan 46 asimtomatik menjalani perawatan isolasi mandiri.

Dia memastikan, berdasarkan hasil penelusuran dan penelitian medis dari ratusan kasus konfirmasi baru tersebut belum ditemukan paparan COVID-19 varian Omicron. "Pemeriksaan dilakukan dengan metode whole genome secuencing yang kami ambil, dan sampelnya dikirimkan ke puslitbangkes di Jakarta. Hasilnya sampai sekarang belum ditemukan Omicron di Palembang," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Fenty Aprina mengatakan melihat tren peningkatan kasus aktif COVID-19 tersebut maka semua kalangan masyarakat diimbau untuk mematuhi kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat, di mana saat ini kota Palembang berada pada PPKM Level 2.

"Sama halnya bila memang kasus ini terus bertambah kemudian pemerintah pusat melalui Mendagri atau Kemenkes menjadikan status PPKM di Palembang meningkat ke level tiga sudah tentu kita akan menurutinya batasan-batasan itu," kata dia.

Menurut dia, penerapan protokol kesehatan yang minimalmemakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan membatasi mobilitas merupakan cara mendasar untuk memitigasi penyebaran COVID-19 semakin meningkat. "Kemudian vaksinasi dosis kedua dan yang sudah penuhi dua dosis primer, kami berharap bisa segera memenuhi dosis ketiga. Optimalkan itu kemudian protokol kesehatan minimal sekali masker jangan dilupakan," katanya.

Merujuk pada rekap data Dinas Kesehatan Kota Palembang vaksinasi COVID-19 dosis ketiga (penguat) saat ini sudah mencapai 96 persen atau 13.924 orang untuk SDM kesehatan per Jumat (4/2). Sebanyak tiga persen atau 2.845 orang untuk petugas pelayan publik, dosis ketiga untuk lansia sudah delapan persen atau 10.132 orang dan vaksinasi dosis ketiga sebanyak dua persen atau 25.309 orang untuk masyarakat rentan dan umum.

Total vaksinasi ketiga 52.210 orang, meningkat 2.365 atau 4,20 persen dari 904.787 target sasaran pada kategori tersebut. Capaian vaksinasi COVID-19 dosis kedua sudah sebanyak 225 persen atau 226.818 orang untuk SDM kesehatan, 49 persen atau 64.332 orang untuk petugas pelayan publik. Sebanyak 49 persen atau 64.332 lansia dan 51 persen atau 438.104 orang untuk target sasaran masyarakat rentan dan umum.

Capaian vaksinasi dosis kedua untuk remaja 91 persen atau 140.413 orang, satu persen atau 209 ibu hamil, 2.208 anak, dan 23.041 orang kategori gotong royong. Total capaian vaksinasi dosis kedua 70.38 persen dengan jumlah 873.825 orang atau bertambah 1.792 orang dari 1.240.849 target sasaran pada kategori tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement