Sabtu 05 Feb 2022 17:09 WIB

Taiwan Kecam Kemitraan 'Tanpa Batas' China-Rusia

China-Rusia menyepakati sejumlah kerja sama lintas-bidang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berpose untuk foto sebelum pembicaraan mereka di Beijing, China, Jumat, 4 Februari 2022. Putin pada hari Jumat tiba di Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan rekannya dari China Xi Jinping, karena kedua pemimpin tersebut ingin memproyeksikan diri mereka sebagai penyeimbang bagi AS dan sekutunya.
Foto: AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Government
Presiden China Xi Jinping, kanan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berpose untuk foto sebelum pembicaraan mereka di Beijing, China, Jumat, 4 Februari 2022. Putin pada hari Jumat tiba di Beijing untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin dan berbicara dengan rekannya dari China Xi Jinping, karena kedua pemimpin tersebut ingin memproyeksikan diri mereka sebagai penyeimbang bagi AS dan sekutunya.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI – Taiwan mengecam kemitraan “tanpa batas” yang dijalin Cina dengan Rusia sesaat sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Taipei menilai, China telah mempermalukan semangat ajang olahraga bergengsi tersebut.

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin memang melangsungkan pertemuan sebelum seremoni pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing digelar pada Jumat (4/2). Mereka menyepakati sejumlah kerja sama lintas-bidang. Salah satunya adalah Rusia mendukung klaim China bahwa Taiwan merupakan bagian yang tak dapat dicabut dari Negeri Tirai Bambu. Moskow menentang segala bentuk kemerdekaan untuk Taipei. Sebaliknya, China pun mendukung posisi Rusia dalam krisis di perbatasan Ukraina.

Baca Juga

Merespons hal tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Taiwan mengatakan, berlanjutnya klaim palsu China yang menyebut Taipei merupakan bagian dari wilayahnya, sama dengan kebiasaan Beijing menyebarkan berita bohong. “Ini tidak hanya meningkatkan rasa jijik dan kebencian rakyat Taiwan terhadap arogansi serta penindasan pemerintah China, tetapi juga dengan jelas menunjukkan kepada semua negara di dunia wajah jahat dari agresi rezim komunis China, ekspansionisme, dan perusakan perdamaian,” kata Kemlu Taiwan dalam sebuah pernyataan, Sabtu (5/2/2022), dikutip laman Aljazirah.

Taiwan menilai, saat mata dunia terfokus pada Olimpiade Musim Dingin Beijing dan menyemangati para atlet mereka, China menggunakan pertemuan tingkat tinggi dengan Rusia untuk terlibat dalam perluasan otoritarianisme. “Ini adalah penghinaan terhadap semangat damai yang diwujudkan oleh Cincin Olimpiade, dan akan ditolak oleh rakyat Taiwan serta dihina oleh negara-negara demokratis,” kata Kemlu Taiwan.

China telah meningkatkan tekanan kepada Taiwan untuk menerima klaim kedaulatannya. Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tapi mereka siap membela diri jika Beijing mengambil inisiatif menyerang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement