Ahad 06 Feb 2022 13:47 WIB

Rusia Kirim Pesawat Pengebom Nuklir Berpatroli di Perbatasan Ukraina

Pesawat Rusia yang memiliki kemampuan nuklir berpatroli di atas Belarusia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Rusia mengirim sepasang pesawat pengebom berkemampuan nuklir jarak jauh untuk berpatroli di atas Belarusia pada Sabtu (5/2/2022). Penerbangan itu mengikuti beberapa patroli serupa di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina di utara.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua pembom Tu-22M3 berlatih berinteraksi dengan angkatan udara dan pertahanan udara Belarusia selama misi empat jam. Misi itu datang ketika Kremlin telah memindahkan pasukan dari Siberia dan Far East ke Belarus untuk latihan gabungan. Pengerahan itu menambah pengerahan militer Rusia di dekat Ukraina.

Baca Juga

Pengerahan pasukan Rusia ke Belarus menimbulkan kekhawatiran di Barat bahwa negara itu dapat melancarkan serangan ke Ukraina dari utara. Ibu kota Ukraina, Kyiv, hanya berjarak 75 kilometer dari perbatasan Belarusia.

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah melakukan serangkaian latihan bersama dengan Belarusia dan berulang kali mengirim pembom jarak jauh berkemampuan nuklirnya untuk berpatroli di Belarus. Wilayah sekutu itu berbatasan dengan anggota NATO Polandia, Lithuania, dan Latvia.

Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko juga telah menyerukan hubungan pertahanan yang lebih dekat dengan Rusia. Baru-baru ini, dia menawarkan untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia.

Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara TV pemerintah Rusia yang disiarkan Sabtu, Lukashenko menuduh bahwa aliansi keamanan yang dipimpin Rusia menunjukkan kemampuan pengerahan yang cepat. "Sementara mereka (NATO) masih bersiap-siap untuk mengirim beberapa pasukan ke sini, kami sudah berdiri di Selat Inggris, dan mereka tahu itu,” katanya merujuk pada sekutu Barat.

Pemimpin Belarusia itu meremehkan ancaman perang. "Tidak ada seorang pun di sana untuk melawan kami,” katanya tentang Ukraina.

Rusia telah membantah rencana menyerang Ukraina, tetapi mendesak Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk memberikan janji yang mengikat bahwa tidak akan menerima Ukraina ke dalam NATO. AS dan sekutu pun diminta tidak akan mengerahkan senjata ofensif dan akan membatalkan pengerahan NATO ke Eropa Timur. Washington dan NATO telah menolak tuntutan tersebut.

Negara-negara Barat telah meminta Rusia untuk menarik kembali sekitar 100.000 tentara dari daerah dekat Ukraina. Namun, Kremlin menanggapi dengan mengatakan akan menempatkan pasukan di mana pun diperlukan di wilayah Rusia. Ketika ketegangan di Ukraina meningkat, militer Rusia telah meluncurkan serangkaian latihan perang yang menyebar dari Kutub Utara ke Laut Hitam. 

Baca: Tak Cukup 50 Persen, KPAI Sarankan PTM DKI Ditutup Sementara

Baca: Jatim Siagakan 13.853 Tempat Isolasi Terpadu Antisipasi Lonjakan Covid-19

Baca: Covid-19 Meningkat, Pemkot Cirebon Gencarkan Kembali Prokes

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement