Ahad 06 Feb 2022 15:04 WIB

KH Said Asrori Sebut Kebijakan Pemerintah bagi Nelayan Belum Maksimal

Karena kebijakan belum maksimal mash banyak nelayan yang hidup dalam kemiskinan.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori. (foto ilustrasi)
Foto: istimewa/doc humas
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori. (foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori, menilai kebijakan yang berpihak pada nelayan masih belum maksimal. Saat ini nelayan di Indonesia masih banyak yang serba kekurangan.

“Masyarakat nelayan (menjadi) miskin karena kebijakan yang belum berpihak kepada mereka. Sehingga sebenarnya mereka bukan kaum yang dha’if (lemah), tapi kaum yang didha’ifkan (dilemahkan),”  kata Kiai Said Asrori dalam siaran persnya.

Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya pada peringatan hari lahir ke-96 NU di Hotel Meruora Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kebupaten Manggagrai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/2/2022).

Dengan adanya persoalan ini, menurut Kiai Said Asrori, salah satu program yang dilakukan PBNU adalah mengentas masyarakat dari jerat kemiskinan, termasuk nelayan. Program terkait nelayan ini diselenggarakan PBNU berkerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan RI.

Dalam acara Harlah ke-96 NU yang bertema "Merawat Jagat Kemaritiman, Membangun Peradaban Nelayan" itu, Kiai Said Asrori mengajak kepada seluruh pihak agar bisa kompak.  “Program seperti ini harus diniatkan bersama-sama sebagai bagian khidmah kepada bangsa, khidmah kepada agama, khidmah kepada organisasi,” kata dia.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Wonosari, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah itu mengatakan, saat Gus Dur dilantik menjadi presiden RI, hal yang menjadi harapan besar besar cucu pendiri NU itu adalah bisa mengoptimalkan potensi maritim Indonesia. “Perlu diketahui bahwa, negara Indonesia ini wilayahanya dua pertiga adalah laut,” ucap Kiai Said Asrori.

Saat ini, lanjut dia, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mempunyai nasab keilmuan dengan Gus Dur, untuk betul-betul memanfaatkan laut ini demi kemakmuran Indonesia.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa watak dasar Indonesia sejatinya adalah maritim. "Peradaban kita adalah peradaban maritim. Karakter peradaban maritim ini yang akan menjadi modal peradaban kita untuk mengarungi perujuangan yang pasti tidak mudah," ungkapnya.

Ia mengajak segenap pengurus PBNU untuk bekerja secara maksimal dengan hasil yang terukur. Ia menargetkan akan ada sedikitnya 90 kampung binaan NU sebagai wujud konkret keberpihakan NU pada masyarakat nelayan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement