Ahad 06 Feb 2022 16:32 WIB

Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya Mulai Masuk Lingkungan Sekolah

Pelaksanaan PTM di sekolah Kota Tasikmalaya tetap dilanjutkan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Siswa melaksanakan PTM di SDN 1 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (10/1). Pelaksanaan PTM di sekolah itu masih dibatasi dengan jumlah siswa dalam kelas maksimal 50 persen dari kapasitas.
Foto: Republika/Bayu Adji P.
Siswa melaksanakan PTM di SDN 1 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Senin (10/1). Pelaksanaan PTM di sekolah itu masih dibatasi dengan jumlah siswa dalam kelas maksimal 50 persen dari kapasitas.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per Ahad (6/2/2022), total terdapat 121 kasus positif Covid-19 yang aktif.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, dalam satu hari terakhir tedapat penambahan 45 kasus posotif Covid-19. Penambahan itu merupakan hasil penelurusan pasien positif sebelumnya. 

Baca Juga

"Tapi bukan menjadi klaster ya. Ini mah masih banyak hasil tracing dari pasien Covid-19 sebelumnya," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (6/2/2022).

Ia menambahkan, kasus positif Covid-19 juga mulai ditemukan di sejumlah sekolah di Kota Tasikmalaya. Namun, menurut dia, belum ada klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Asep menjelaskan, ada sejumlah siswa dan guru dari beberapa sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pihaknya masih melakukan penelusuran kasus itu. 

"Kalau masalah ditutup sekolahnya atau tidak itu kewenangan kami, tapi ada di Dinas Pendidikan. Kami hanya melakukan penanganan," kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Ely Suminar, mengakui, terdapat kasus di beberapa lingkungan sekolah. Namun, menurut dia, penularan Covid-19 bukan terjadi di sekolah.

"Kemarin ada satu anak positif. Dia itu habis dari luar kota bersama keluarganya," ujar dia.

Oleh karenanya, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah masih tetap dilanjutkan. Namun, jumlah siswa dalam satu ruangan masih dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas.

Ely mengatakan, pihaknya sempat menghentikan PTM terbatas di salah satu sekolah, karena ada seorang guru yang terkonfirmasi positif Covid-19. PTM di sekolah itu dihentikan selama lima hari. Selama PTM dihentikan, petugas kesehatan melakulan penelusuran kasus. Lingkungan sekolah juga disterilisasi. 

"Sekarang sudah PTM lagi sekolah itu. Mudah-mudahan tidak menjadi klaster sekolah," kata dia.

Ia juga mengimbau sekolah agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama pelaksanaan PTM. Pelaksanaan vaksinssi kepada anak juga terus digencarkan.

Baca: Kasus Covid-19 di Kabupaten Semarang Naik Drastis dalam Sepekan

Baca: Seratusan Warga Kota Pekalongan Mengungsi Akibat Banjir

Baca: Kementan Terjunkan Tim Kesehatan Hewan Atasi Kasus Antraks di Gunung Kidul

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement