Ahad 06 Feb 2022 17:30 WIB

Warga Diimbau tidak Terlena Narasi Gejala Ringan Covid-19 Omicron

Selama ini masyarakat banyak yang terbius dengan narasi varian Omicron tak berbahaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tasikmalaya menyemprotkan cairan disinfektan di selasar SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021). PMI Kota Tasikmalaya melaksanakan penyemprotan disinfektan di sejumlah sekolah sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tasikmalaya menyemprotkan cairan disinfektan di selasar SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021). PMI Kota Tasikmalaya melaksanakan penyemprotan disinfektan di sejumlah sekolah sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Meski belum ada kepastian terkait keberadaan Covid-19 varian omicron, masyarakat diminta harus lebih waspada.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, potensi terjadinya gelombang ketiga tetap besar. Sebab, dari awal potensi itu tidak diminimalisasi.

Baca Juga

"Kita terjebak dengan narasi omicron ringan. Narasi di pusat kan seperti itu," kata dia, Ahad (6/2/2022).

Alhasil, lonjakan kasus Covid-19 terjadi. Secara nasional, penambahan kasus Covid-19 per harinya sudah mencapai puluhan ribu kasus. Kasus Covid-19 juga sudah banyak ditemukan di lingkungan sekolah.

Asep menjelaskan, varian omicron tetap bisa menimbulkan fatalitas, apalagi bila menyerang lansia. Sementara, narasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat justru meminta masyarakat lansia untuk tidak keluar untuk waktu sebulan ke depan. Sementara aktivitas masyarakat lain tetap berjalan seperti biasa.

"Lansia itu kan juga tetap berinteraksi dengan anaknya yang kerja, cucunya yang sekolah. Itu kan tidak mungkin tidak berinteraksi di rumah," kata dia.

Menurut dia, selama ini masyarakat banyak yang terbius dengan narasi kalau varian omikron tidak terlalu berbahaya. Akibatnya, upaya yang dilakukan untuk pencegahan menjadi kurang optimal.

"Upaya pencegahan sudah ada, tapi kurang mantep. Justru yang dikuatkan itu persiapan penanganannya. Jadi penambahan kasus itu adalah suatu keniscayaan," ujar Asep.

Oleh karena itu, ia mengimbau, semua pihak tak lengah dalam mencegah penularan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, potensi terjadinya lonjakan kasus sangat tinggi.

Baca: Kasus Covid-19 di Kabupaten Semarang Naik Drastis dalam Sepekan

Baca: Seratusan Warga Kota Pekalongan Mengungsi Akibat Banjir

Baca: Kementan Terjunkan Tim Kesehatan Hewan Atasi Kasus Antraks di Gunung Kidul

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement