Senin 07 Feb 2022 08:17 WIB

Polisi Diduga Retas Ponsel Saksi Kunci Netanyahu Picu Kegemparan

Pengacara Netanyahu menuntut jawaban dari negara soal cara info yang dikumpulkan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: EPA-EFE/JACK GUEZ / POOL
Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Polisi Israel diduga menggunakan spyware canggih terhadap saksi kunci dalam persidangan korupsi mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam laporan Channel 13, polisi secara diam-diam telah menggunakan spyware untuk mengumpulkan informasi dari telepon genggam saksi kunci.

Dugaan penggunaan spyware ini telah memicu kegemparan. Pengacara Netanyahu telah menuntut jawaban dari negara tentang informasi apa yang dikumpulkan dan bagaimana caranya.  Laporan tersebut telah menghidupkan kembali para pendukung Netanyahu, yang sebelumnya menilai persidangan sebagai bagian dari konspirasi untuk menggulingkan mantan pemimpin yang terpolarisasi.

Baca Juga

“Ini adalah seperti gempa bumi yang akan membenarkan komisi penyelidikan pemerintah,” ujar Menteri Kabinet Tamar Zandberg.

Saksi yang teleponnya diduga diretas yaitu Shlomo Filber. Dia diperkirakan akan bersaksi dalam beberapa hari mendatang. Polisi, serta pengacara untuk Netanyahu, tidak menanggapi permintaan komentar.  Tapi pekan lalu, Netanyahu menulis sebuah cuitan di Twitter yang menuduh polisi secara ilegal meretas telepon untuk menggulingkan perdana menteri sayap kanan yang kuat.

Kementerian Kehakiman Israel menolak berkomentar. Sementara penuntut negara mengatakan kepada pengacara Netanyahu bahwa, mereka menyelidiki secara menyeluruh laporan tersebut.

Laporan itu muncul setelah surat kabar Israel Calcalist melaporkan bahwa polisi Israel melacak target tanpa izin.  Pekan lalu, kepolisian nasional Israel mengatakan telah menemukan bukti yang menunjukkan penggunaan spyware yang tidak semestinya oleh penyelidiknya untuk meretas ponsel warga Israel.  Pengungkapan itu mengejutkan orang Israel dan memicu kecaman dari seluruh spektrum politik.

Pihak berwenang belum mengatakan spyware mana yang telah digunakan untuk peretasan. Namun laporan Calcalist mengatakan, setidaknya beberapa kasus melibatkan perusahaan Israel NSO.

NSO adalah pembuat cyberware ofensif paling terkenal di Israel. Produk andalannya yaitu Pegasus, dapat memungkinkan operator untuk menyusup dengan mulus ke ponsel target dan mendapatkan akses ke konten perangkat, termasuk pesan dan kontak, serta riwayat lokasi.

NSO telah menghadapi pengawasan yang meningkat atas penggunaan Pegasus, untuk meretas aktivis hak asasi manusia, jurnalis, dan politisi di seluruh dunia di sejumlah negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. NSO mengatakan semua penjualannya disetujui oleh Kementerian Pertahanan Israel.  Penjualan tersebut, memainkan peran kunci dalam pengembangan hubungan Israel dengan negara-negara Arab di Teluk. Editor harian Haaretz, Aluf Benn, mengatakan, sangat mengejutkan bahwa Netanyahu sekarang menggambarkan dirinya sebagai korban.

“Sungguh ironi, orang yang memanfaatkan Pegasus untuk keuntungan kebijakan luar negeri, sekarang percaya bahwa dia kehilangan kekuatan domestiknya karena spyware,” ujar Benn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement