ANKARA -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki pada Kamis malam menyerukan untuk memerangi semua kelompok teroris tanpa diskriminasi dan menegaskan bermitra dengan satu organisasi teroris dalam memerangi yang lainnya tidak dapat diterima.
Tanju Bilgic mengeluarkan pernyataan tersebut menyusul pembunuhan pemimpin Daesh/ISIS dalam serangan Kamis pagi di barat laut Suriah oleh pasukan khusus AS.
Sikap tegas dan kontribusi Turki dalam perang melawan kelompok teror Daesh/ISIS terbukti, kata Bilgic.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato pada Kamis tentang operasi kontraterorisme yang mengakibatkan tewasnya pemimpin Daesh/ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi.
Memperhatikan bahwa Turki memainkan peran aktif dalam perang melawan Daesh/ISIS, Bilgic menekankan bahwa semua kelompok teroris harus diperangi tanpa diskriminasi, termasuk Daesh/ISIS, PKK/YPG/PYD dan Organisasi Teroris Fetullah ( FETO), yang mengatur kudeta yang dikalahkan pada 15 Juli 2016 di Turki.
Turki adalah salah satu negara pertama yang menyatakan Daesh/ISIS sebagai kelompok teroris. Turki telah diserang oleh teroris Daesh/ISIS beberapa kali, dengan setidaknya 10 bom bunuh diri, tujuh serangan bom dan empat serangan bersenjata, menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya.
Sebagai tanggapan, Turki meluncurkan operasi anti-teror di dalam dan luar negeri untuk mencegah serangan lebih lanjut.
Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa – telah bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah.