REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berjanji pada Ahad (6/2/2022) untuk terus bertindak melawan program nuklir Iran, lapor media lokal.
"Siapa pun yang berpikir kesepakatan akan meningkatkan stabilitas adalah salah," kata Bennett dalam pernyataan yang dikutip oleh surat kabar The Jerusalem Post selama pertemuan mingguan dengan kabinet.
"Israel akan mempertahankan kebebasan bertindak dalam situasi apa pun, dengan atau tanpa kesepakatan," tambahnya.
Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa Tel Aviv memperkuat dirinya secara militer terhadap kemungkinan ancaman dari Iran.
"Ancaman terbesar bagi Negara Israel adalah Iran," Bennett memperingatkan.
Iran dan P4+1 (Rusia, China, Prancis, Inggris, dan Jerman) mengadakan sejumlah dialog di Austria untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Teheran telah berkomitmen untuk membatasi aktivitas nuklirnya untuk tujuan sipil dan sebagai imbalannya, kekuatan dunia setuju untuk mencabut sanksi ekonomi mereka terhadap Iran.
Namun, AS, di bawah mantan Presiden Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, mendorong Teheran untuk berhenti mematuhi kesepakatan nuklir.