Senin 07 Feb 2022 11:38 WIB

PM Israel Bahas ISIS dan Irak dengan Biden

PM Israel beri selamat keberhasilan AS tewaskan pemimpin ISIS

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Foto: Abir Sultan/Pool via AP
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kantor perdana menteri Israel mengatakan Naftali Bennett memberi ucapan selamat pada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atas keberhasilan serangan udara AS menewaskan pemimpin ISIS di Suriah. Ucapan selamat itu disampaikan melalui sambungan telepon.

"Terima kasih atas operasi berani pasukan AS, kini dunia menjadi tempat yang lebih aman," kata Bennett pada Biden seperti dikutip dalam pernyataan kantor perdana menteri Israel, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Kantor perdana menteri Israel menambahkan Bennett dan Biden juga membahas aktivitas militer Iran di Timur Tengah dan upaya memblokir program nuklir negara itu. Sementara Gedung Putih mengatakan kedua kepala pemerintahan membahas "ancaman yang ditimbulkan Iran dan proksi-proksinya."

Israel dan Iran merupakan musuh bebuyutan dan Tel Aviv dengan lantang memprotes upaya AS dan kekuatan dunia menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Kesepakatan itu sempat batal setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington dari perjanjian itu 2018 lalu.  

Sejak awal Israel sudah menolak JCPOA dan yakin upaya untuk menghidupkannya kembali tidak cukup untuk mencegah Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Israel juga mengatakan kesepakatan itu harus menyinggung aktivitas militer Iran di seluruh kawasan serta pengembangan rudal jarak jauh yang mampu menghantam Israel.

"(Presiden Biden) mendukung sepenuhnya pengisian kembali sistem pertahanan Iron Dome," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.

Sistem pertahanan itu dirancang untuk menghalau dan menghancurkan roket-roket jarak pendek. Kini perlu diisi ulang setelah Israel berperang selama 11 hari dengan Hamas di Gaza.

Dua pemimpin pemerintahan itu juga membahas isu perbatasan Ukraina-Rusia. Pada Ahad (6/2/2022) kemarin pemerintah Biden memperingatkan kemungkinan Rusia menggelar invasi dapat segera terjadi, tapi masih terdapat harapan Rusia akan menurunkan ketegangan melalui jalur diplomatik.

Di hari yang sama Bennett mengatakan Israel memantau dengan sesama negosiasi kekuatan dunia dengan Iran di Wina. Tapi ia menegaskan kembali posisi Israel yang tidak akan tunduk dalam kesepakatan tersebut.

Israel sudah berulang kali mengancam akan menyerang Iran bila diperlukan untuk menahan program nuklir Teheran. Iran selalu menegaskan program nuklir mereka hanya untuk tujuan damai.

"Siapa pun yang berpikir kesepakatan semacam itu akan meningkatkan stabilitas, mereka salah, Israel berhak untuk bertindak dalam situasi apa pun, dengan atau tanpa perjanjian," kata Bennett pada kabinetnya.

Gedung Putih mengatakan Biden memberitahu Bennett ia berencana berkunjung ke Israel pada tahun ini.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement