Wakaf Jadi Instrumen Pembangun Peradaban
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Gathering Kemitraan ACT DIY bersama 50 mitra. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) DI Yogyakarta menyelenggarakan Gathering Kemitraan bersama 50 mitra. Pada kesempatan itu, ACT DIY mengajak semua mitra untuk mengenal lebih dalam mengenai wakaf sebagai instrumen pembangunan.
Hal ini penting mengingat banyaknya manfaat wakaf yang belum tersosialisasikan secara luas kepada masyarakat di Indonesia. Kegiatan silaturahim ini turut mengundang Ustaz M Khudori yang menyampaikan ceramah tentang serba-serbi wakaf.
Dalam paparannya, Khudori mengatakan, yang disebut dengan wakaf merupakan yang manfaatnya dapat terus-menerus dipakai dan mengalir. Sekaligus, mengingatkan terdapat berbagai jenis wakaf yang selama ini belum banyak dikenal publik.
Ada wakaf produktif yang mana memiliki potensi besar sebagai solusi mengentaskan kemiskinan. Maka itu, tidak heran kalau kemudian wakaf ini sudah dinilai bagian yang sangat strategis, bahkan tulang punggung menopang perekonomian satu bangsa. "Terlebih, untuk menanggulangi kemiskinan," kata Khudori, Senin (7/2).
Khudori menutup ceramah lewat pesan kepada undangan pentingnya menambah literasi dan pemahaman mengenai wakaf. Semangat gotong-royong dan tolong-menolong harus semakin digalakkan berfokus kepada amal dan menyerahkan hasil kepada Allah SWT.
"Mari kita bareng-bareng, tidak bisa ACT sendiri itu tapi dengan gotong royong, tolong-menolong, dukungan dalam kebaikan, pasti Allah akan memberi kemudahan," ujar Khudori.
Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto menuturkan, kegiatan ini diikuti 50 mitra ACT. Disampaikan pula mengenai kondisi terkini dan perkembangan program-program ACT baik dalam skala global, nasional, maupun lokal di DIY.
Untuk skala global, masalah kemanusiaan banyak dibahas mengenai bantuan yang disalurkan ACT untuk pengungsi akibat konflik kemanusiaan. Sedangkan, skala nasional, membahas kepada program Wakaf Modal Usaha Mikro Indonesia (WM UMI).
Selain itu, ACT turut membahas kondisi pemulihan penyintas bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi beberapa waktu lalu. Sedangkan, untuk lokal, penanggulangan kekeringan di Gunungkidul dengan program utama berupa pembangunan sumur wakaf.
"Kami menyampaikan apresiasinya kepada seluruh mitra atas dukungan terhadap berbagai program kemanusiaan," katanya.