Siswa Positif Covid, PTM SMAN 1 Ungaran Dilaksanakan Penuh Terbatas
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah siswa SMA mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan menerapkan prokes. | Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Meski dua siswanya ditemukan positif terpapar Covid-19, SMAN 1 Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, hanya menutup dan menghentikan dua ruang kelas bagi kegiatan PTM penuh di sekolah. Para siswa dari dua kelas yang dihentikan kegiatan PTM-nya tersebut, selanjutnya mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.
Di luar dua kelas yang ditutup, proses belajar di sekolah ini masih menerapkan PTM penuh 50 persen, dengan sistim sift pagi dan siang. Kepala SMAN 1 Ungaran, Kaswanto yang dikonfirmasi, mengamini temuan dua siswanya yang positif terkonfirmasi positif Covid-19. Terkait hal ini, SMAN 1 Ungaran telah menutup dua kelas dari kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).
Adapun ketentuan pelaksanaan PTM di sekolah, SMAN 1 Ungaran tetap mengacu pada peraturan SKB Empat Menteri. “Jadi jika ditemukan siswa yang positif terpapar Covid-19 maka yang diliburkan hanya kelas dari siswa yang bersangkutan,” jelasnya, Senin (7/2/2022).
Namun demikian, lanjutnya, Gubernur Jateng juga menginstruksikan terkait PTM maupun PJJ sekolah jenjang SMA sederajat, harus mengikuti kebijakan kepala daerah kabupaten/kota masing-masing. Untuk Kabupaten Semarang, sampai saat ini, Instruksi Bupati (Inbup) masih PTM terbatas.
Jadi berbeda dengan Kota Semarang atau daerah lain di Jateng yang sudah menghentikan kegiatan PTM di sekolah. Sementara di Kabupaten Semarang sesuai Inbup Nomor 4 Tahun 2022 tentang PPKM Level 1, layanan pendidikannya masih dapat menyelenggarakan PTM terbatas.
Sehingga berdasarkan konsultasi dengan cabang Dinas Pendidikan terkait ditemukannya dua siswa yang positif SMAN 1 Ungaran tetap melaksanakan PTM terbatas 100 persen dengan model dua sift (pagi dan siang) dan meliburkan dua kelas dua kelas yang kebetulan ditemukan dua siswa yang positif.
“Maka, sampai hari ini, layanan pendidikan di SMAN 1 Ungaran masih berjalan PTM full (100 persen) dengan model dua sift. Ini juga merupakan instruksi dari kepala Dinas Provinsi Jateng secara lisan,” tambahnya.
Ditemukannya dua siswa yang positif Covid-19, jelas Kaswanto, bermula saat siswa yang bersangkutan menyampaikan ada anggota keluarganya yang terpapar Covid-19. Kemudian pihak sekolah mengarahkan siswa yang bersangkutan untuk melakukan tes PCR yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dinkes.
Hasilnya diketahui siswa yang bersangkutan dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19, pada Senin pekan kemarin. Maka pada hari itu juga kelas siswa yang bersangkutan sudah ditutup untuk PTM dan siswa mengikuti PJJ.
Kemudian, lanjutnya, pada Kamis dilakukan skrining rapid antigen terhadap 300 siswa dan ditemukan satu siswa lagi positif. Maka kelas siswa tersebut juga telah ditutup untuk selanjutnya melaksanakan PJJ dan ruang kelas telah disterilkan dengan disinfektan. “Sampai dengan hari ini, para siswa dari dua kelas tersebut masih melaksanakan PJJ,” tegasnya.
Ia menjelaskan, PTM full 50 persen sistem sift mekanismenya adalah, kegiatan PTM tetap diikuti seluruh siswa, namun yang datang ke sekolah hanya 50 persen (18 siswa) dari jumlah siswa di kelas tersebut dan PTM setiap hari dilaksanakan dalam dua kali penyelenggaraan.
Jadi satu kelas bergantian, sift pertama berlangsung pukul 07.30 sampai 11.00 WIB yang diikuti 50 persen rombel dan sift kedua pukul 12.00 sampai 15.30 WIB diikuti oleh 50 persen siswa lainnya. Di SMAN 1 Ungaran ada 1.184 siswa.
Seandainya dua kelas tersebut tidak diliburkan, maka siswa yang datang ke sekolah untuk mengikuti PTM penuh terbatas mencapai sekitar 590-an siswa. “Tapi karena ada dua kelas yang diliburkkan maka yang datang di sekolah sekitar 50-an siswa,” tambahnya.