REPUBLIKA.CO.ID, — Bantahan Imam Asyari terhadap pemikiran Mutazilah dipaparkan dalam kitabnya yang berjudul al-Ibanah an Ushul ad-Diyanah. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dihadirkan oleh Penerbit Turos Pustaka dengan judul “Kitab al-Ibanah: Rujukan Orisinal Akidah Asy’ariyah”.
Kitab ini ditulis dan dipersembahkan Imam Abu Al Hasan Al Asyari ketika akidah umat Islam di zamannya perlu di luruskan, dan kembali pada sumbernya yang jernih, yaitu Alquran dan sunnah. Dalam kitab ini, Imam Asyari menjelaskan tentang akidah Aswaja.
Sosok Imam Asyari sendiri sangat lekat dengan kata Aswaja. Bahkan, ulama hadits terkemuka, Sayyid Murtadha az-Zabidi (1732-1700 M) menyatakan, “Apabila dikatakan ahlusunnah, yang dimaksud adalah pengikut Imam Asyari (Asyariyah) dan Imam Maturidi (Maturidiyah).”
Imam Asyari dilahirkan pada 873 M di Bashrah, Irak. Dia dikenal dengan kecerdasannya yang luar biasa dan ketajaman pemahamannya. Selain itu, Imam Asyari juga merupakan seorang ulama besar yang dikenal dengan qanaah dan kezuhudannya. Dia wafat pada 935 M di Bashrah.
Imam Asyari menulis kitab ini pada awal periode antara 915-935 M. Buku terjemahan kitab al-Ibanah ini telah ditashih seorang pakar hadits asal Minangkabau yang tengah populer lewat kajian-kajian keislamannya, yaitu Ustadz Arrazy Hasyim.
Dalam pengantarnya, Ustaz Arrazy mengatakan, ada sebagian kalangan yang menyatakan bahwa ulama pengikut Imam Asyari telah menyimpang dari ajaran akidah Abu al Hasan Al Asyari, terutama dari ajaran yang tertuang dalam kitab al-Ibanah ini.
Pernyataan tersebut jelas keliru. Karena, menurut Ustaz Arrazy, apa yang ada dalam kitab al-Ibanah justru menjadi rujukan para ulama Asyariyah. Semua isi kitab ini adalah ajaran utama Ahlussunnah wal Jamaah, kecuali hanya satu bagian kecil saja yang sudah madsus (dimanipulasi) oleh pemahaman yang bersebarangan dengan akidah Imam Asyari sendiri.
Kitab babon teologi Imam Asyari memiliki banyak versi. Namun, Ustadz Arrazy sangat merekomendasikan kitab al-Ibanah yang telah ditahkik seorang ulama perempuan asal Mesir yang mengajar di Universitas Ain Shams, yakni Dr Fauqiyah Husein Mahmud. Hasil tahkik dari Syaikhah Fauqiyah inilah yang kemudian diterjemahkan menjadi buku ini.
Kitab al-Ibanah versi ini bisa dibilang yang telengkap dan paling mendekati aslinya. Berdasarkan penelitian Ustaz Arrazy, hanya satu kalimat “susupan” yang masih tersisa dalam kitab al-Ibanah versi ini. Kalimat tersebut adalah “Ya sakin al-‘Arsy”, yang berarti “Wahai Dzat yang menetap di Arasy”.
Kalimat tersebut jelas menyalahi Alquran dan sunnah Nabi SAW. Sangat mustahil Imam Asyari menyalahi keduanya. Kalimat yang sejalan dengan Alquran dan sunah adalah “Ya Rabb al-‘Arsy”, yang artinya “Wahai Tuhan Pencipta Arasy”. Kalimat inilah yang menurut Ustaz Arrazy paling tepat.
Baca juga : Tokoh Gerakan Islam Syekh Raed Akhirnya Bisa Sholat di Al Aqsha