Senin 07 Feb 2022 17:24 WIB

Luhut Sebut Kasus Covid-19 Naik, Tapi Tingkat Rawat di RS Rendah

Bali mencatat penambahan kasus Covid-19 melebihi puncak gelombang varian Delta

Red: Nur Aini
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Antara/Reno Esnir
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan meski kasus Covid-19 di Indonesia saat ini tengah kembali meningkat, tetapi tingkat perawatan di rumah sakit dan kematian masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu saat gelombang varian delta.

"Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat sangat pesat. Namun, secara umum dampak terhadap rumah sakit dan kematian secara keseluruhan relatif masih jauh lebih kecil dibandingkan delta," katanya dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Luhut mencontohkan, kenaikan kasus di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten yang meningkat sangat pesat tetapi angka perawatan rumah sakit dan kematian masih relatif rendah dan lebih kecil dibandingkan gelombang delta. Kendati demikian, ia menuturkan Provinsi Bali perlu mendapatkan perhatian khusus karena terdapat tren penambahan kasus yang sudah melebihi puncak gelombang delta. Demikian pula angka keterisian rumah sakit yang juga meningkat.

"Tapi masih tetap dalam borderline (garis batas)," katanya.

Koordinator PPKM Jawa Bali itu menjelaskan level asesmen PPKM yang ditetapkan pemerintah memang memberikan bobot lebih besar terhadap rawat inap rumah sakit. Ada pun saat ini sekitar 65 persen pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki gejala yang ringan dan tanpa gejala. Oleh karena itu, Luhut meminta agar orang-orang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala untuk masuk isolasi terpusat (isoter) agar tidak membebani fasilitas kesehatan.

"Jadi kita ingin yang ringan-ringan itu, OTG, jangan masuk rumah sakit supaya BOR-nya (tingkat keterisian rumah sakit) tetap rendah. Juga kita lihat nanti (okupansi) ICU itu juga jadi indikator yang kuat," katanya.

Varian omicron tercatat menyebabkan penularan yang lebih cepat. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Israel, Prancis dan Jepang mencatat angka kematian terkonfirmasi Covid-19 sudah melewati puncak delta. Namun, pola yang berbeda terjadi di negara lain seperti India atau Afrika Selatan.

"Untuk itu pemerintah terus melakukan pembaharuan data, meminta masukan dari para ahli dan menganalisis perkembangan yang terjadi di seluruh negara sehingga bisa menjadi masukan dalam penanganan omicron di Indonesia," kata Luhut.

Baca: Akses Masuk Dibatasi, WNA Harus Penuhi Syarat untuk Datang ke Indonesia

Baca: Anies Akui Sempat akan Hentikan PTM Selama 1 Bulan

Baca: Pemkab Tangerang Kembali Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di Semua Sekolah

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement