REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Berdiri tahun 2007, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya akhirnya pada 30 Juni 2021 diakui sebagai organisasi non-profit berbadan hukum di Jerman yang terdaftar di pengadilan Frankfurt am Main dengan nama “Muhammadiyah Deutschland e.V”.
Dengan pengakuan itu, PCIM Jerman Raya punya PR untuk menegaskan posisinya sebagai organisasi non-profit namun tetap sesuai AD/ART yang sudah disetujui. Di antaranya adalah dengan: (a) mempromosikan ilmu pengetahuan, pemikiran, dan sikap internasional toleransi di semua bidang, dan; (b) mempromosikan integrasi dan orientasi masyarakat Islam yang menganut nilai-nilai perdamaian, kemajuan, keadilan, dan kemanusiaan.
Profil PCIM Jerman Raya
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman didirikan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 07/KEP./I.0/B/2007 tertanggal 03 Muharram 1428 H bertepatan dengan 22 Januari 2007 M yang ditandatangani oleh ketua umum Prof Dr. HM. Din Syamsuddin, MA dan sekretaris umum Drs. H. A. Rosyad Sholeh.
Beberapa pendiri PCIM Jerman awal adalah Dr. med. Barbara Kleemann-Soeparwata dan Ahmad Norma Permata. Soeparwata sendiri merupakan dokter asal Yogyakarta yang sudah menetap lama di Münster.
Sedangkan ketua PCIM Jerman pertama diamanahkan kepada Ahmad-Norma Permata yang saat itu menempuh studi doktor bidang ilmu politik di Universität Münster sehingga sekretariat kantor PCIM Jerman berpusat di Münster. Selain telah berdiri Muhammadiyah, PCIM Jerman juga memiliki kegiatan lain berupa seni bela diri Tapak Suci (TS) yang berpusat di Bonn di bawah asuhan Joko Suseno.
Kegiatan TS telah berjalan sejak tahun 1990-an sebelum PCIM resmi berdiri. Puluhan warga Jerman telah ikut bergabung dalam seni bela diri ini sehingga Tapak Suci menjadi jalur dakwah Muhammadiyah kepada warga Jerman yang non-Muslim. Namun demkian, sejak sekembalinya para pendirinya ke Indonesia sekitar tahun 2009, PCIM Jerman tidak begitu aktif atau vakum sehingga tidak memiliki kegiatan.
Pada tahun 2011, berbagai kader dan anggota Muhammadiyah berdatangan ke Jerman dengan maksud studi atau kerja. Barulah pada tahun 2014 inisiasi mengaktifkan kembali PCIM Jerman muncul ke permukaan.
PCIM Jerman akhirnya juga memekarkan area dakwahnya ke beberapa negara tetangga sehingga PCIM Jerman mengubah diri menjadi PCIM Jerman Raya yang mencakup beberapa negara, yaitu Jerman, Austria, Belgia, Luxemburg, Switzerland, Poland, dan Liechtenstein. Selama ini hubungan PCIM Jerman Raya dengan masyarakat sekitar berjalan cukup baik dan harmonis.
Secara aktif, PCIM Jerman Raya melaksanakan kerja sama dalam berbagai kegiatan dakwah, pendidikan, dan sosial dengan organisasi yang ada di Jerman maupun wakil pemerintahan Republik Indonesia di Jerman. PCIM Jerman Raya juga membantu penggalangan dana untuk korban bencana banjir di Nordrhein-Westfalen tahun 2021. Secara aktif tiap anggota PCIM Jerman Raya juga berkiprah di kegiatan sosial tiap kota.
PCIM Jerman Raya juga mendorong pengembangan kerja sama riset yang dilakukan oleh kader-kader Muhammadiyah dengan institusi riset di Jerman dengan dukungan dana internasional termasuk dari GIZ. Dalam bidang kerohanian, PCIM Jerman Raya juga rutin mengadakan pengajian live streaming di Youtube dengan menghadirkan narasumber berkualitas seperti Ketua PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir, Prof Din Syamsudin, Prof Abdul Mu’ti , Ust. Bachtiar Nasir , Ustadz Faturrahman Kamal , Ustadz Amir Faisol , Imam Shamsi Ali , Ustadz Habbirahman el-Shirazzy, dll.
Visi dan Misi
Adapun visi PCIM Jerman Raya adalah mewujudkan tujuan Muhammadiyah yaitu masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah di negara-negara kawasan Jerman Raya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, misinya adalah:
- Mempromosikan nilai-nilai Islam universal yang rahmatan lil ‘alamin kepada masyarakat di kawasan Jerman Raya.
- Mengenalkan gerakan dan aktivitas Persyarikatan Muhammadiyah kepada masyarakat di kawasan Jerman Raya.
- Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangan dan memperkuat jaringan organisasi sehingga terwujud citra Islam sebagai agama yang cinta perdamaian.