REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sebuah "kereta amal" yang membawa 750 ton bantuan darurat yang dikoordinasikan oleh pemerintah Turki berangkat ke Afghanistan dari ibu kota Turki, Ankara pada pekan lalu.
Kereta, yang mengangkut bantuan dari 11 organisasi kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh Badan Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD), akan menempuh perjalanan sejauh 4.168 kilometer, menurut Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Adil Karaismailoglu.
"Kami mengirim dua kereta dengan 47 gerbong, membawa sekitar 750 ton barang bantuan," kata dia, sambil menambahkan bahwa kereta akan mencapai Afghanistan setelah melewati Iran dan Turkmenistan.
Mengutip dimulainya kereta kargo Islamabad-Tehran-Istanbul Desember lalu, dia mengatakan kereta amal itu akan melewati koridor dalam 16 hari.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menekankan bahwa 12,9 juta anak di Afghanistan membutuhkan bantuan karena kondisi cuaca ekstrem.
Turkiye akan selalu berpihak pada rakyat Afghanistan, tutur dia, seraya menambahkan, "Selama empat tahun terakhir, kami telah menjadi negara, bangsa yang paling banyak memberikan bantuan di dunia."
Badan kemanuisaan menggambarkan penderitaan rakyat Afghanistan sebagai salah satu krisis kemanusiaan yang paling cepat berkembang di dunia. Menurut kantor koordinasi kemanusiaan PBB OCHA, separuh populasi sekarang menghadapi kelaparan akut, lebih dari 9 juta orang telah mengungsi, dan jutaan anak putus sekolah.
Sebelumnya, PBB dan mitranya meluncurkan kampanye pendanaan senilai USD4,4 miliar untuk mencegah bencana kemanusiaan di Afghanistan pada 2022.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga telah memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan berada di ambang kematian, mendesak masyarakat internasional untuk melepaskan aset Afghanistan dan memulai kembali sistem perbankannya.
Baca: Akses Masuk Dibatasi, WNA Harus Penuhi Syarat untuk Datang ke Indonesia
Baca: Anies Akui Sempat akan Hentikan PTM Selama 1 Bulan
Baca: Pemkab Tangerang Kembali Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di Semua Sekolah