Selasa 08 Feb 2022 05:16 WIB

Indonesia Butuh Pengusaha Baru Agar Ekonomi Terus Tumbuh

Persentase pengusaha di Indonesia masih terlalu kecil.

Red: Indira Rezkisari
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan,  saat ini 70 persen anak muda Indonesia ingin menjadi pengusaha dan ini dinilai merupakan hal yang bagus.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini 70 persen anak muda Indonesia ingin menjadi pengusaha dan ini dinilai merupakan hal yang bagus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Indonesia membutuhkan pengusaha-pengusaha baru jika ingin perekonomian terus tumbuh secara berkelanjutan. "Kalau kita ingin tumbuh secara ekonomi, kita juga memerlukan pengusaha-pengusaha baru," ujar Erick Thohir dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (7/2/2022).

Menurut Menteri BUMN, persentase jumlah pengusaha di negara maju mencapai 10-14 persen daripada total penduduk. Namun di Indonesia persentase jumlah pengusaha baru 3,5 persen daripada total penduduk.

Baca Juga

Erick Thohir sendiri sangat senang dengan banyaknya generasi muda yang memposisikan diri sebagai pengusaha. Berdasarkan riset, kata Erick, saat ini 70 persen anak muda Indonesia ingin menjadi pengusaha dan ini dinilai merupakan hal yang bagus.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menilai saat ini banyak pengusaha tumbuh bukan karena mengandalkan keberpihakan saja, melainkan mereka bisa berhasil karena melihat peluang dan memiliki kapabilitas untuk mendapatkan kesempatan itu. Jika melihat tren sekarang, kata Erick Thohir, banyak generasi muda Indonesia yang berkecimpung dalam membangun atau terlibat di perusahaan startup atau rintisan. Lebih lanjut dia menjelaskan kalau dilihat rata-rata kewirausahaan Indonesia masih jauh tertinggal.

Menteri BUMN itu mengakui keberpihakan kepada pelaku usaha dalam negeri memang penting seperti disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kepada para menterinya.Namun, lanjutnya, keberpihakan tidak akan nyata tanpa adanya fondasi dari kapabilitas, track record (rekam jejak) dan expertise(keahlian). Hal itu, masih menurut dia, dikarenakan ketika menghadapi kompetisi, persaingan saat ini berada di era keterbukaan sehingga sangat transparan dan itu terlihat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement