Senin 07 Feb 2022 23:47 WIB

Kasus Covid-19 Tembus 2.000 Orang, Bima Arya Ketersediaan Ruang Isolasi

Bima Arya meminta seluruh rumah sakit di Bogor sediakan layanan pasien Covid-19

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor meninjau keterisian tempat tidur bagi pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Kota Bogor pada pekan ini cukup terkendali yakni 31 persen tapi Pemerintah Kota Bogor masih mewaspadai kenaikan kasus sedang dan berat COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor meninjau keterisian tempat tidur bagi pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Kota Bogor pada pekan ini cukup terkendali yakni 31 persen tapi Pemerintah Kota Bogor masih mewaspadai kenaikan kasus sedang dan berat COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memeriksa langsung ketersediaan ruang isolasi Covid-19 di sejumlah Rumah Sakit di Kota Bogor pada Senin (7/2). Hal ini dilakukan mengingat jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di Kota Bogor sudah tembus diangka 2.000 pasien. 

“Dua hari lalu Kota Bogor mencatatkan angka yang sangat tinggi sekali 741 (kasus), itu mendekati angka puncak di masa (varian) Delta. Diperkirakan kita akan terus naik melewati angka itu, karena hal itu kita pastikan kesiapan tempat tidur dirumah sakit,” kata Bima Arya, Senin (7/2).

Melihat kondisi tersebut, Bima Arya mengaku sudah meminta seluruh rumah sakit melakukan konversi tempat tidur yang semula untuk pasien umum, menjadi layanan pasien Covid-19. Beberapa rumah sakit yang diperiksa Bima Arya ialah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, RS Hermina, dan Bogor Senior Hospital.

Di samping itu, ia juga memastikan pasien yang dirawat di rumah sakit hanya yang bergejala sedang dan berat. Sedangkan pasien bergejala ringan disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman).

“Dan kami lihat di ICU hanya yang berat saja, sebagian yang (memiliki) komorbid dan lansia. Ada angka-angka yang saya kira penting, sebagian yang dirawat adalah yang belum divaksin, ya ini kami akan kami koordinasikan yang belum di vakasin,” tegasnya.

Untuk pasien Isoman, politisi PAN tersebut meminta agar Satgas Covid-19 kembali mengaktivas m RW Siaga. Selain itu, puskesmas juga harus berkoordinasi dengan wilayah untuk melakukan monitoring dan juga mensosialisasi atas penggunaan aplikasi Telemedicine.

Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, menyebutkan RSUD telah menambah jumlah tempat tidur pasien untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

“Kalau konversi yang diinginkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kan 30 persen dari total kapasitas tempat tidur. Kita sudah 33,7 persen,” paparnya.

Dia mengatakan, RSUD Kota Bogor tengah bersiap menambah tempat tidur atau bed untjk pasien Covid-19 menjadi 152 bed, sedangkan saat ini baru mencapai 133 bed.

“Hari ini pasien umum kita pindahin dulu, kita jadikan tempat 152 untuk antisipasi. Bed Occupancy Rate (BOR) untuk Covid adalah 38 persen. Jadi sebanyak 58 pasien. Jadi ini dalam batasan yang memang harus semua rs menaikkan kapasitasnya,” imbuhnya.

Ia berharap, rumah sakit lain dapat menerapkan hal yang sama, dengan menambah ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19. Sehingga dalam hal ini bisa sama-sama menangani kapasitas total kebutuhan tempat tidur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement