Selasa 08 Feb 2022 06:59 WIB

AS Tawarkan 10 Juta Dolar untuk Informasi Pemimpin ISIS Afghanistan

AS tawarkan 10 juta dolar untuk informasi keberadaan Sanuallah Ghafari.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga 10 juta dolar bagi siapa pun yang mempunyai informasi tentang keberadaan pemimpin ISIS-Khorasan (ISIS-K) Sanuallah Ghafari. ISIS-K adalah kelompok yang bertanggung jawab atas aksi pemboman bandara Kabul, Afghanistan, pada Agustus 2021. Insiden itu menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk 13 tentara AS.

“Ghafari bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengatur pendanaan untuk melakukan operasi,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam sebuah pernyataan pada Senin (7/2/2022), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Menurut Deplu AS, Ghafari telah ditunjuk ISIS untuk memimpin afiliasi regionalnya, yakni ISIS-K, pada Juni 2020. Setelah insiden pemboman bandara Kabul, tepatnya pada November 2021, Washington menetapkannya sebagai  Specially Designated Global Terrorist.

“Hadiah hingga 10 juta dolar AS! Sanaullah Ghafari adalah pemimpin organisasi teroris ISIS-K saat ini. Laporkan informasi ke RFJ (Rewards for Justice) melalui Signal, Telegram, WhatsApp, atau garis tip berbasis Tor kami - bantu membawa teroris ini ke pengadilan,” kata RFJ lewat akun Twitter resminya.

AS juga menawarkan hadiah jutaan dolar untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapan para pelaku pengeboman bandara Kabul tahun lalu. Serangan bom itu diketahui terjadi saat AS tengah berupaya mengevakuasi warganya dan warga-warga Afghanistan yang berisiko terancam di bawah pemerintahan Taliban. Mereka antara lain yang pernah bekerja pada misi militer asing di negara tersebut.

Sebelum memutuskan menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan, AS merupakan sekutu utama pemerintahan di sana dalam memerangi Taliban. Washington setuju memulangkan para personel militernya dari Afghanistan setelah mencapai kesepakatan damai dengan Taliban pada Februari 2020. Penarikan seluruh pasukan AS menandai berakhirnya operasi militer Negeri Paman Sam selama dua dekade di negara tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement