Mitos-Mitos Seputar Bayi yang Berkembang di Masyarakat
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Bayi yang baru lahir (ilustrasi) | Foto: Republika/Putra M. Akbar
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak mitos-mitos seputar bayi yang berkembang di masyarakat hingga kini. Tak jarang ada juga yang ikut melestarikan mitos-mitos tersebut di kehidupan sehari-hari.
Esti Utami dalam buku The Happiest Mommy: Kenali Pertumbuhan Anak Usia 0 - 5 Tahun mengungkapkan, sejumlah mitos seputar bayi yang ada di masyarakat. Pada bukunya, Esti juga menerangkan fakta di balik mitos-mitos tersebut. Penasaran? Yuk, baca deskripsinya di bawah ini!
Mitos : Tidak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 bulan.
Fakta : Ini tidak benar. Membiarkan kuku bayi panjang berisiko melukai wajah bayi.
Mitos : Pusar bayi ditindih koin agar tidak bodong.
Fakta : Secara ilmiah memang ada benarnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga perut ke pusat belum menutup sempurna sehingga menonjol (bodong). Jika bodongnya besar, maka harus dioperasi.
Mitos : Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki.
Fakta : Boleh-boleh saja asal dipakaikan saat udara dingin atau menghindari bayi terluka saat ditinggal.
Mitos : Dibedong agar kaki tidak pengkor.
Fakta : Bedong bisa membuat peredaran bayi terganggu dan kerja jantung memompa darah menjadi lebih berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru atau jalan nafas. Sebaiknya, bedong diakukan hanya saat setelah bayi dimandikan atau cuaca dingin untuk memberikan kehangatan.
Mitos : Hidung ditarik agar mancung.
Fakta : Ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya antara menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung bayi.
Mitos : Anak akan memiliki bulu mata lentik jika bulu mata sering dipotong saat bayi.
Fakta : Lentik atau tidaknya bulu mata ditentukan oleh faktor genetik. Bulu mata yang dipotong akan menjadi lebih kaku. Bahkan, bisa mengurangi fungsi bulu mata sebagai pelindung terhadap benda asing.