Selasa 08 Feb 2022 10:11 WIB

Ukraina Latih Warga Sipil Hadapi Kemungkinan Serangan Rusia

Perwira cadangan memberikan pelatihan dasar militer bagi warga sipil relawan Ukraina

Red: Nur Aini
Pasukan Ukraina di bawah struktur
Pasukan Ukraina di bawah struktur "pertahanan teritorial" mengadakan pelatihan militer untuk warga sipil sebagai persiapan kemungkinan serangan Rusia di tengah meningkatnya ketegangan.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Pasukan Ukraina di bawah struktur "pertahanan teritorial" mengadakan pelatihan militer untuk warga sipil sebagai persiapan kemungkinan serangan Rusia di tengah meningkatnya ketegangan.

Pelatihan di ibu kota Kyiv ini diikuti lebih dari 100 warga sipil, personel militer, dan pasukan cadangan. Sebagai langkah perekrutan massal tentara sukarelawan, pelatihan dilakukan oleh Legiun Ukraina yang merupakan sebuah badan pelatihan militer bagi penduduk sipil.

Baca Juga

Pertahanan teritorial Ukraina adalah sistem nasional, militer, dan tindakan khusus yang dilakukan di seluruh negeri pada masa damai untuk mempersiapkan negara menghadapi segala kemungkinan ancaman militer. Berdasarkan kebijakan otoritas Ukraina yang mulai berlaku 1 Januari, jumlah permanen Pasukan Pertahanan Teritorial di masa damai akan menjadi 10.000 personel karir, dengan tambahan 120.000 pasukan cadangan sipil untuk direkrut dan dilatih.

Total tentara sukarelawan akan terdiri lebih dari 130.000 orang, termasuk pasukan cadangan. Komponen utama formasi sukarelawan termasuk mereka yang bertugas di jajaran Angkatan Bersenjata Ukraina atau di formasi militer dan lembaga penegak hukum lainnya. Mereka yang tidak memenuhi syarat, ditolak menjadi sukarelawan.

Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina dilaporkan akan memiliki lebih dari 20 brigade, satu per wilayah, yang akan menyatukan lebih dari 150 batalyon. Untuk dapat masuk ke dalam jajaran Tentara Nasional Teritorial, para relawan tersebut harus melalui serangkaian pelatihan antara lain dasar militer, pelatihan medis, dan pertolongan pertama. Selain itu, mereka juga harus lulus seleksi profesional dan psikologis serta wajib menandatangani kontrak secara sukarela.

Ukraina dan Rusia telah terkunci dalam konflik sejak permusuhan di wilayah Donbas timur pecah pada 2014. Konflik pecah setelah Rusia secara ilegal mencaplok Semenanjung Krimea. Belum lama ini, Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Kremlin dapat merencanakan serangan militer terhadap Ukraina. Moskow membantah sedang bersiap untuk menyerang. Mereka mengerahkan pasukan di perbatasan untuk latihan.

'Menyatukan semua orang'

Andriy Rikun, perwakilan resmi dari Markas Besar Pertahanan Kyiv, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pelatihan diadakan untuk "menyatukan semua orang" jika terjadi situasi terburuk.

"Mereka bersiap-siap untuk memukul mundur musuh pada waktu yang tepat (bila diperlukan)," katanya.

Rikun mengatakan dengan pelatihan tersebut, masyarakat juga belajar bagaimana mengungsi dalam situasi darurat, memberikan pertolongan pertama, dan "melindungi keluarga (mereka) sendiri."

"Pelatihan kami meliputi taktik (militer), penggunaan senjata, pertolongan pertama, (mempersiapkan) tas darurat, pertempuran dengan pisau, evakuasi, dan kelangsungan hidup, berbagai macam hal yang dapat berguna bagi seseorang jika terjadi perang dan bencana teknologi," ujarnya.

Rikun mencatat bahwa pelatihan terakhir diadakan pada musim semi lalu. Dia juga menambahkan bahwa pelatihan telah berlangsung selama delapan tahun terakhir atau sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina pada tahun 2014.

"Kami tidak berhenti dan tidak akan berhenti. Pelatihan ini hanya untuk mereka yang ingin bergabung," ujarnya.

'Harus selalu siap'

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/ukraina-latih-warga-sipil-hadapi-kemungkinan-serangan-rusia/2495746
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement