REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas China berjanji akan memberikan akses kepada Ketua Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (UNHCHR) Michelle Bachelet ke Daerah Otonomi Xinjiang.
"China menyambut kunjungan UHCHR ke China, termasuk ke Xinjiang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Senin (7/2/2022).
Menurut dia, China sudah sejak lama mengirimkan undangan kepada pimpinan UNHCHR dan telah mendiskusikannya tentang masalah-masalah tersebut.
"Posisi China konsisten dan jelas. Tujuan kunjungan itu untuk mendorong kerja sama kedua belah pihak," ujar Zhao.
Sebelumnya, saat bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing, Sabtu (5/2/2022), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan harapannya agar China mengizinkan kunjungan tim yang dipimpin Bachelet tersebut ke Xinjiang. Guterres bertemu Presiden Xi dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Olimpiade Musim Dingin (Winter Olympic) di Beijing.
Xinjiang menjadi sorotan dunia internasional terkait dugaan pelanggaran HAM terhadap etnis minoritas Muslim Uighur yang membentuk populasi mayoritas di daerah paling barat daratan China itu. China sejak lama menegaskan kepada siapa pun bahwa masalah Xinjiang merupakan urusan dalam negerinya. Siapa pun boleh mengunjungi Xinjiang asalkan dengan iktikad baik atau tanpa pretensi apa pun. Isu Xinjiang juga melatari keputusan beberapa negara melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing 2022.
Baca: Luhut: Pemerintah tak Mau Masyarakat Panik Ganggu Ekonomi
Baca: Usai Pindahkan PKL, Pemprov DIY akan Perbaiki Infrastruktur Malioboro
Baca: UGM Mulai PTM Terbatas, Pakai Sistem Bauran dengan Online