REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah masyarakat Kabupaten Garut mendengar suara gemuruh yang berasal dari Gunung Guntur pada Selasa (8/2/2022) dini hari. Suara gemuruh itu sempat membuat masyarakat khawatir akan terjadi erupsi.
Salah seorang warga Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Hakim (23 tahun), mengaku, sempat mendengar suara gemuruh itu sejak Senin (7/2/2022) malam. Menurut dia, suaranya terdengar pelan, tapi sesekali terdengar keras.
"Awalnya tahu dari teman, yang kasih info ada suara gemuruh di Guntur. Pas didengerin ternyata bener ada. Suaranya kadang pelan kadang keras," kata dia, Selasa (8/2/2022).
Dia mengaku, pertama kali mendengar suara itu pada Senin sekitar pukul 23.00 WIB. Suara gemuruh itu masih terjadi hingga Selasa sekitar pukul 01.00 WIB.
Kapolsek Tarogong Kaler, Polres Garut, Iptu Budiman, mengatakan, pihaknya sempat menerima laporan adanya masyarakat yang mendengar suara gemuruh itu. Namun, suara itu tak didengar oleh semua masyarakat di Kecamatan Tarogong Kaler.
"Saya juga semalam di polsek tidak mendengar apa-apa. Saya sempat cek ke warga di Pasawahan, yang dekat ke Gunung Guntur, juga tidak mendengar suara gemuruh itu," kata dia.
Dia mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak panik. Masyarakat diminta mengkuti arahan dari aparat yang berwenang.
Kepala Bidang Kedaruratan dna Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Daris Hilman, mengatakan, pihaknya menerima laporan adanya warga yang mendengar suara gemuruh di Gunung Guntur pada sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah mendapat laporan itu, petugas piket langsung melakukan konfirmasi ke pos pantau Gunung Guntur.
"Pos pantau menyatakan tidak ada aktivitas di Gunung Guntur. Kami juga konfirmasi ke BMKG, tidak ada laporan aktivitas," kata dia.
Setelah itu, petugas mencoba mendekati sumber suara gemuruh tersebut. Diduga, suara itu berasal dari Indonesia Power, perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
"Di sana memang ada maintenance, tapi kami tak bisa masuk. Namun diduga dari sana suaranyanya terbawa angin barat dan terdengar masyarakat," kata Daris.
Dia mengimbau, masyarakat tak perlu panik dengan suara gemuruh itu. Sebab, sudah dipastikan tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Guntur.
Daris mengakui, Guntur memang salah satu gunung berapi yang aktif di Kabupaten Garut. Namun, sejauh ini tidak ada peningkatan aktivitas.
"Masyarakat tak perlu panik. Karena tanda alam kalau mau erupsi itu ada cirinya, seperti satwa turun. Pasti ada laporan juga terkait kegempaannya. Kalau sekarang tidak ada peningkatan aktivitas," kata dia.