Rabu 09 Feb 2022 11:35 WIB

F1 Hapus Seremoni Berlutut Jelang Balapan pada Musim Ini

F1 sedang mencari aksi lebih konkret untuk memerangi rasisme.

Pembalap Mercedes Lewis Hamilton. Pembalap asal Inggris ini sangat vokal menyuarakan isu-isu hak asasi manusia, kesetaraan ras, dan lingkungan dengan cara berlutut sebelum balapan. F1 musim ini tak akan lagi menyediakan waktu untuk para pembalap berlutut menjelang balapan saat olahraga balap paling bergengsi itu mencari aksi lebih konkret untuk memerangi rasisme.
Foto: AP/Hamad Mohammed/Pool Reuters
Pembalap Mercedes Lewis Hamilton. Pembalap asal Inggris ini sangat vokal menyuarakan isu-isu hak asasi manusia, kesetaraan ras, dan lingkungan dengan cara berlutut sebelum balapan. F1 musim ini tak akan lagi menyediakan waktu untuk para pembalap berlutut menjelang balapan saat olahraga balap paling bergengsi itu mencari aksi lebih konkret untuk memerangi rasisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula 1 (F1) tidak akan lagi menyediakan waktu untuk para pembalap berlutut menjelang balapan saat olahraga balap paling bergengsi itu mencari aksi lebih konkret untuk memerangi rasisme. F1 meluncurkan platform "We Race As One" untuk mempromosikan kesetaraan pada 2020, salah satunya dengan mengadakan seremoni kecil.

Sejak musim lalu, para pembalap berbaris di grid untuk menunjukkan dukungan terhadap inisiatif itu dengan gestur pilihan masing-masing.

Baca Juga

"Saya rasa ini saatnya untuk beralih dari hanya sebuah gestur yang menghargai sesuatu yang sangat penting menjadi suatu rencana," kata CEO F1 Stefano Domenicali kepada Sky Sports, Selasa (8/2/2022). "Saya rasa gestur telah menjadi bahasa tubuh yang penting karena kami ingin selalu menghargai setiap orang. Tapi ini saatnya untuk maju ke depan dan melakukan aksi yang lain."

Sejumlah pembalap memilih untuk berlutut, salah satu paling kentara adalah juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton yang sangat vokal menyuarakan isu-isu hak asasi manusia, kesetaraan ras, dan lingkungan. Sementara yang lain tetap memilih berdiri mengenakan kaus yang bertuliskan pesan dukungan untuk berbagai isu di seremoni yang disiarkan pralomba.

Brand "We Race As One" masih akan disiarkan sebelum lomba pada musim ini, demikian kata juru bicara F1 kepada Reuters. Sedangkan wawancara Domenicali kepada Sky Sports bertepatan dengan pengumuman perpanjangan program beasiswa engineering dari F1 untuk kelompok-kelompok kurang terwakili hingga 2025.

Program yang diluncurkan tahun lalu itu telah mengirim 10 siswa belajar berbagai ilmu tekni di sejumlah universitas di Inggris Raya dan Italia.

Domenicali mengaku optimistis Hamilton akan lanjut balapan, setelah sang pembalap Inggris mengakhiri kebungkamannya yang nyaris dua bulan lamanya menyusul hasil kontroversial Grand Prix Abu Dhabi saat ia kalah dalam perebutan gelar juara dunia melawan Max Verstappen. Hamilton kembali tampil ke publik dengan mengunggah foto di media sosial pada Jumat (4/2/2022).

"Saya melihat foto terakhir itu dan terlihat cahaya positif di wajah dan gesturnya," kata Domenicali. "Saya rasa itu penting karena Lewis adalah aset yang luar biasa bukan hanya untuk olahraga ini tapi untuk dunia."

Hamilton memiliki kesempatan di depan mata untuk menjadi juara dunia delapan kali. "Saya rasa baterainya akan terisi penuh untuk awal musim ini," kata Domenicali.

Balapan Formula 1 musim ini akan dimulai 20 Maret 2022 di Bahrain.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement