Pembangunan Jalur Penyelamatan di Jalan Imogiri Diusulkan Buntut Kecelakaan Bus
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tumpukan ban bekas untuk dinding pengaman di lokasi kecelakaan bus pariwisata, Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Selasa (8/2/2022). Komunitas Trail Yogyakarta menggalang pengumpulan ribuan ban bekas secara swadaya untuk dinding pengaman di tanjakan Bukit Bego. Jalan ini memang dikenal rawan kecelakaan. Nantinya ban ini akan diikat dengan sling baja agar kuat. Untuk teknis pemasangan akan berkoordinasi dengan Dishub dan Kepolisian. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul mengusulkan untuk dibangunnya jalur penyelamatan di sekitar Bukit Bego atau di jalur Imogiri. Pembangunan jalur penyelamatan ini diusulkan menyusul terjadinya kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan 13 orang belum lama ini.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul, Aris Suharyanta mengatakan, pembangunan jalur ini penting dilakukan dan harus diprioritaskan mengingat kawasan tersebut rawan kecelakaan. Selain itu, jalur Imogiri juga merupakan jalur masuk ke destinasi wisata.
Pihaknya sudah mengusulkan pembangunan jalur penyelamatan ini ke Pemda DIY, dalam hal ini Dishub DIY. Pihaknya juga masih harus membahas hal ini bersama dengan stakeholder terkait lainnya.
"Ini sudah kita sampaikan ke provinsi terkait ini, sudah diterima usulan kita. Besok Senin (14/2) kita mau cek lokasi lagi dengan KNKT dan denga provinsi (Pemda DIY)," kata Aris kepada Republika melalui sambungan telepon.
Aris menjelaskan, pihaknya sendiri sudah memiliki desain untuk pembangunan jalur penyelamatan ini. Diusulkan bahwa dibuat jalur penyelamatan dengan panjang sekitar 50 meter di lokasi yang rawan kecelakaan di sekitar Bukit Bego.
"Kita buat lajur katakanlah sejauh 50 meter, kemudian kita ambil tanahnya kira-kira 50 centimeter dan kita isi batu-batu kecil, serta pasir. Sehingga, begitu masuk disitu (kendaraan) terus berhenti, tidak melaju terus kalau misalnya remnya blong, jadi untuk menghambat saja," ujar Aris.
Meskipun begitu, desain ini nantinya masih harus dikoordinasikan lebih lanjut dengan Pemda DIY. Mengingat, jalur Imogiri merupakan jalur yang dikelola oleh Pemda DIY.
"Saya yakin (desain) Dishub DIY juga sama, sesuai standar kita. Misalnya dikerok dulu (tanahnya), diberi kerakal-kerakal agar begitu (kendaraan) masuk itu otomatis ngerem juga, standarnya keselamatannya itu ada nanti," jelasnya.
Dalam mengantisipasi kecelakaan di Jalur Imogiri, bus pariwisata yang berkapasitas besar juga sudah dilarang untuk melintas. Larangan ini dikeluarkan terutama di akhir pekan yakni Sabtu dan Ahad.
Aris menuturkan, pihaknya sudah mengimbau agar bus-bus besar tidak melewati jalur tersebut sejak lama. Namun, dikarenakan kawasan tersebut merupakan kawasan wisata, masih banyak bus pariwisata yang melewati jalur itu.
"Terkait dengan larangan tersebut, imbauan (untuk tidak melewati jalur Imogiri-Mangunan) itu kita sudah sejak dua tahun yang lalu kita mengimbau dengan membuat spanduk dan larangan juga," tambah Aris.
Kapolres Bantul, AKBP Ihsan juga sudah meminta sebelumnya agar bus pariwisata tidak melewati jalur Imogiri. Pasalnya, sudah beberapa kali terjadi kecelakaan yang menewaskan banyak orang di jalur tersebut.
"Kami imbau kepada pemilik kendaraan pariwisata, terutama bus untuk sementara tidak melewati tempat itu karena sudah dua kejadian sampai menunggu hasil evaluasi bersama," kata Ihsan.