Rabu 09 Feb 2022 15:40 WIB

Suami Wapres AS Dievakuasi karena Ancaman Bom 

District of Columbia Public Schools mengkonfirmasi ancaman bom, siswa dievakuasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Petugas meminta suami Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Douglas Emhoff, meninggalkan sebuah acara di sekolah menengah Washington karena ada ancaman bom.
Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Petugas meminta suami Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Douglas Emhoff, meninggalkan sebuah acara di sekolah menengah Washington karena ada ancaman bom.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Suami Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Douglas Emhoff, dievakuasi dari sebuah acara di sekolah menengah Washington oleh pasukan keamanan karena ada ancaman bom. Emhoff berada di Dunbar High School pada Selasa (8/2/2022) untuk menghadiri sebuah acara dalam rangka memperingati Black History Month.  

Emhoff berada di museum sekolah selama sekitar lima menit sebelum seorang anggota keamanan mendekatinya, dan memintanya untuk meninggalkan tempat acara. Emhoff dievakuasi dari gedung ke mobilnya.

Baca Juga

District of Columbia Public Schools (DCPS) mengkonfirmasi, ancaman bom menyebabkan seluruh siswa dievakuasi. Dunbar High School adalah sekolah menengah negeri pertama di negara itu yang melayani siswa Afrika-Amerika.

“Kami mendapat ancaman hari ini terhadap fasilitas itu, jadi kami mengambil tindakan pencegahan untuk mengevakuasi semua orang, seperti yang Anda lihat.  Saya pikir semua orang aman. Namun saat ini saya tidak memiliki detail spesifik," kata juru bicara DCPS, dilansir Aljazirah, Rabu (9/2/2022).

Kepala Sekolah Dunbar High School, Nadine Smith, mengatakan, seluruh siswa dan guru telah dievakuasi. Kegiatan belajar mengajar untuk sementara diliburkan hingga situasi aman.

Juru bicara Emhoff, Katie Peters, mengatakan, sekolah tersebut memberikan informasi kepada Secret Service bahwa ada laporan potensi insiden keamanan. "Emhoff dalam keadaan aman dan sekolah telah dievakuasi. Kami berterima kasih kepada Secret Service dan Polisi DC atas pekerjaan mereka," ujarnya.

Beberapa perguruan tinggi dan universitas komunitas Afrika-Amerika menerima ancaman bom dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini menyebabkan institusi ditutup untuk sementara, dan memerintahkan siswa untuk berlindung.

Sejauh ini tidak ada paket atau bahan peledak yang tampak mencurigakan. Tetapi ancaman bom tersebut telah menimbulkan kepanikan. Ancaman bom ini jarang terjadi selama peringatan Black History Month.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement