Kamis 10 Feb 2022 11:11 WIB

Kabaharkam: Segera Vaksinasi Booster

Kasus Covid-19 meningkat akibat penyebaran varian omikron.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/Bilal Ramadhan/ Red: Didi Purwadi
Sejumlah warga menjalani tahap verifikasi data saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) secara massal di Vaccine Center Booster Sport Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022). Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah warga menjalani tahap verifikasi data saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) secara massal di Vaccine Center Booster Sport Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022). Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto meminta masyarakat agar tidak panik di tengah situasi lonjakan kasus Covid-19 varian omikron. Menurutnya, melonjaknya kasus Covid-19 yang saat ini terjadi yaitu akibat dari penyebaran varian omikron. 

Maka itu, dia meminta masyarakat memperketat protokol kesehatan. "Laksanakan protokol kesehatan ketat. Jangan pernah lepas masker, hindari kerumunan, cuci tangan," kata Arief, saat meninjau vaksinasi di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/2/2022).

Arief menyebut, penyebaran omikron yang saat ini terjadi cukup membuat peningkatan kasus menjadi tinggi di sejumlah daerah, seperti di kawasan Jakarta, Bandung Raya dan Bali. Meski kini kasus Covid-19 sedang melonjak, ia meminta masyarakat segera mengikuti vaksinasi dosis ketiga.

• Retizen Gelar Lomba Menulis: Covid Naik Lagi, Bagaimana Nasib PTM?

"Yang belum vaksinasi segera vaksinasi, yang belum booster segera datang ke tempat vaksinasi yang sudah dipersiapkan," kata dia.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar segera melakukan isolasi mandiri apabila terindikasi mengalami Covid-19. Hal itu, kata dia, diperlukan untuk mencegah adanya penularan lebih luas.

"Lakukan isolasi, bisa terpusat, tapi kalau gejala ringan bisa isolasi mandiri dengan pengawasan tenaga kesehatan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement