Rabu 09 Feb 2022 18:11 WIB

Safari Blinken ke Negara Pasifik

Blinken menyatakan AS siap bekerja sama di bidan keamanan dan vaksin Covid-19.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan perjalanan ke Fiji.
Foto: AP Photo/Alex Brandon, Pool
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan perjalanan ke Fiji.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan perjalanan ke Fiji untuk meyakinkan para pemimpin di negara-negara Pasifik bahwa Washington dan sekutunya berkomitmen siap bekerja sama bidang keamanan dan vaksin Covid. Kunjungan tersebut tampaknya bertujuan untuk memperkuat hubungan AS dengan kawasan di Pasifik.

Kunjungan Blinken ke Fiji mengikuti pertemuan yang akan berlangsung di Melbourne dari Quad yang terdiri dari AS, Jepang, India dan Australia.  "Quad menjadi mekanisme yang kuat untuk memberikan dan membantu memvaksinasi sebagian besar dunia, mendapatkan banyak vaksin di luar sana," kata Blinken dalam perjalanan ke Melbourne. 

Baca Juga

Menurutnya, kunjungan ini juga akan memperkuat keamanan maritim untuk menghindari agresi dan paksaan di kawasan Indo-Pasifik. Ke-18 pemimpin pulau Pasifik yang diundang ke pertemuan video dengan Blinken hadir untuk menyeimbangkan perhatian China dan AS serta sekutunya. 

Negara Federasi Mikronesia mengatakan presidennya David Panuelo akan mengangkat isu perubahan iklim dan penangkapan ikan ilegal dalam pembicaraan dengan Blinken. "Masuk akal bahwa AS dan sekutunya telah melihat kehadiran China yang meningkat di Indo-Pasifik sebagai seruan untuk lebih banyak keterlibatan di kawasan itu," kata sekretaris pers Panuelo, Richard Clark.

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan hubungan militer dan pasukan keamanannya. Beijing juga memberikan pinjaman dan infrastruktur ke negara-negara kepulauan Pasifik.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Beijing setelah pertemuan tingkat menlu negara-negara kepulauan Pasifik pada Oktober menjanjikan kerja sama dengan kebijakan infrastruktur khas China, Belt and Road Initiative (BRI). Mantan perwira militer dan kandidat doktor di Universitas Nasional Australia yang mempelajari tata negara China di Pasifik, Peter Connolly menilai Beijing menggunakan kegiatan ekonomi yang terkait dengan BRI untuk mencapai tujuan geopolitik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement