Rabu 09 Feb 2022 20:49 WIB

Produk Rapid Test Laku Keras, Pendapatan IRRA Tumbuh 134 Persen

Meningkatnya pendapatan IRRA berasal dari penjualan segmen non-pemerintah

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rapid Test Covid-19 (ilustrasi). Emiten penyedia perlengkapan medis, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan di sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 1,32 triliun (Unaudited) atau meningkat 134 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar Rp 563,9 miliar. Realisasi ini melampaui target yang ditetapkan perseroan sebesar 80-100 persen.
Foto: Republika TV
Rapid Test Covid-19 (ilustrasi). Emiten penyedia perlengkapan medis, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan di sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 1,32 triliun (Unaudited) atau meningkat 134 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar Rp 563,9 miliar. Realisasi ini melampaui target yang ditetapkan perseroan sebesar 80-100 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten penyedia perlengkapan medis, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membukukan total pendapatan di sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 1,32 triliun (Unaudited) atau meningkat 134 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar Rp 563,9 miliar. Realisasi ini melampaui target yang ditetapkan perseroan sebesar 80-100 persen. 

Kontribusi terbesar disumbang penjualan untuk segmen non-pemerintah dengan penjualan sebesar Rp 663,8 miliar atau tumbuh 247 persen YoY, sementara penjualan untuk segmen pemerintah tumbuh 76 persen  YoY atau menjadi Rp 655,1 miliar. Dengan hasil  tersebut, porsi penjualan non-pemerintah terhadap total pendapatan meningkat dari 34 persen di tahun 2020 menjadi 50,3 persen di tahun 2021.

"Keberhasilan tersebut merupakan keberhasilan kami dalam memperbesar pasar segmen non-pemerintah baik itu korporasi maupun ritel. Porsi penjualan non-pemerintah menjadi paling besar yaitu 50,3 persen, padahal di tahun 2020 masih hanya sebesar 34 persen dan tahun 2019 dibawah 30 persen," ungkap Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif dalam keterangannya dikutip Rabu (9/2). 

Perseroan akan semakin fokus untuk segmen non-pemerintah yang masih memiliki pasar yang sangat besar untuk produk alat kesehatan. Di segmen ini ada korporasi termasuk Rumah Sakit, Laboratorium, Klinik swasta, dan juga Retailer.  Terdapat lebih dari 1.400 Rumah Sakit Swasta saat ini dan lebih dari 1.200 laboratorium swasta dan Indonesia memiliki populasi yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

"Jadi kami optimistus IRRA akan terus bertumbuh kedepan dengan terus menambah produk-produk dari prinsipal terkemuka serta ekspansi jaringan distribusi.  Apalagi dengan transformasi bisnis ke depan, IRRA akan memiliki bisnis yang kuat, baik itu sebagai manufacturer maupun distribusi dan services", tutur Heru.

Perseroan terus menambah jaringan distribusi menjadi 123 sub distributor di sepanjang tahun 2021 atau bertambah 111 sub distributor. Hasilnya, terjadi peningkatan jumlah customer yang signifikan sebesar 140 persen menjadi sebanyak 1.137 customer.

Distribusi pendapatan juga mengalami perbaikan, pada tahun 2021, pendapatan kuartal I dan kuartal II  sudah mencapai 43 persen naik dibandingkan kuartal I dan kuartal II tahun 2020 yang hanya berkontribusi 14 persen terhadap total pendapatan setahun. Perbaikan distribusi ini juga merupakan dampak dari kenaikan penjualan ke non-pemerintah.

Berdasarkan produk, penjualan rapid test Covid di sepanjang tahun 2021 menyumbang 71 persen terhadap total pendapatan atau mencapai Rp 939 miliar. Sebanyak 51 persen penjualan rapid test Covid berasal dari penjualan untuk non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49 persen berasal dari pemerintah. 

Sementara untuk penjualan produk Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11 persen, Abbott Reagent sebesar 10 persen, Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3 persen. Selain ekspansi jaringan, Perseroan juga terus menambah portofolio produknya. 

Di tahun 2021, Perseroan memiliki produk baru seperti imunomodulator Avimac, Alat penyimpan Vaksin yang telah memiliki standar WHO milik Vestfrost perusahaan asal Swedia, Produk BD Bard milik Becton Dickinson yang merupakan balon pembuluh darah yang diperlukan untuk penyakit-penyakit yang mengalami penyumbatan darah, dan produk Rapid test non-Covid seperti Rapid test untuk menskrining penyakit menular lainnya seperti HIV, Sifilis, HBsag, HCV, Hepatitis, DBD, Salmonela, Malaria dan penyakit menular lainnya.

Meskipun baru dipasarkan di semester II tahun ini, namun dari nilai penjualan Rapid Test Non-Covid sudah berkontribusi 4 persen. Direktur Pemasaran PT Itama Ranoraya Tbk Hendry Herman menjelaskan dari beberapa produk baru perseroan di tahun ini, produk Rapid test non-Covid merupakan produk  baru yang paling tinggi penjualannya. 

"Penerimaan pasar terhadap produk Rapid Test Non Covid sangat baik, dengan realisasi angka penjualan 5 juta unit di 6 bulan pertamanya membuat kami optimis menjadi penopang laju pertumbuhan kami di segmen produk diagnostic in vitro kedepannya," jelas Hendry.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement