Rabu 09 Feb 2022 20:59 WIB

Video Mahasiswi Berjilbab Diejek Gerombolan Hindu Sayap Kanan Viral

Mahasiswi berjilbab diejek oleh kelompok Hindu sayap kanan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Video Mahasiswi Berjilbab Diejek Gerombolan Hindu Sayap Kanan Viral. Foto:  Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_93
Video Mahasiswi Berjilbab Diejek Gerombolan Hindu Sayap Kanan Viral. Foto: Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,KARNATAKA—Sebuah video yang menunjukkan seorang mahasiswi Muslim berhijab yang dirundung oleh segerombolan pria dari kelompok sayap kanan Hindu di sebuah perguruan tinggi di Karnataka, India, viral di sosial media sejak Selasa (8/2/2022) kemarin. Dalam video tersebut, Muskan Khan, yang saat itu mengenakan gamis dan kerudung pasmina hitam, diikuti oleh sekumpulan pria yang meneriakkan hinaan dan slogan ‘Jai Shri Ram’ (Salam Tuhan Rama) kepadanya. 

Dalam wawancara eksklusifnya dengan NDTV, media lokal India, Muskan mengatakan bahwa sebagian besar dari gerombolan pria itu adalah ‘orang luar’ dan hanya sekitar 10 persen saja yang merupakan mahasiswa kampusnya. Hari itu, dia mengatakan bahwa alasannya ke kampus adalah untuk menyerahkan tugas, meskipun sebelumnya pihak kampus melarangnya masuk karena dia mengenakan hijab, namun untuk meredam kericuhan akhirnya dia diizinkan masuk. 

Baca Juga

“Saat gerombolan itu meneriakkan hinaan dan slogan ‘Jai Shri Ram’ pihak kampus dan dosen melindungi saya dan menyuruh saya masuk agar tidak ada yang melukai saya,” ujar Muskan dalam wawancara yang dikutip Republika.co.id, Rabu (9/2/2022).   Dalam wawancara tersebut, Muskan juga menegaskan bahwa dia akan tetap mengenakan hijabnya, yang dia sebut merupakan bagian dari jati dirinya sebagai seorang Muslim. Dia mengatakan bahwa sebelumnya, ada lima teman Muslim wanitanya yang juga mengalami kejadian serupa, tidak diizinkan memasuki area kampus karena mengenakan jilbab. “Kami akan terus mengenakan hijab dan kami akan terus melanjutkan protes jika pihak kampus tidak mengizinkan kami memakai jilbab,” tegasnya. 

Sementara itu, Pemerintah Karnataka yang dijalankan oleh Partai sayap kanan Bharatiya Janata Party (BJP) memutuskan menutup kampus tersebut selama tiga hari, sejak Selasa (8/2/2022). Keputusan ini memantik ketakutan bagi komunitas minoritas di negara bagian yang merupakan rumah bagi pusat teknologi informatika India itu.