Rabu 09 Feb 2022 20:59 WIB

Pasien di RS 26,3 Persen dari Total Kapasitas, Kemenkes: Terus Perkuat Layanan Kesehatan

Saat ini kesiapan layanan kesehatan nasional masih terkendali

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Pasien Covid-19 menunggu jemputan bus untuk di evakuasi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Jakarta, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 13 warga yang terinfeksi Covid-19 dievakuasi menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani perawatan. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasien Covid-19 menunggu jemputan bus untuk di evakuasi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Jakarta, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 13 warga yang terinfeksi Covid-19 dievakuasi menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani perawatan. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hingga Rabu (9/2) pukul 16.30 WIB, total pasien dirawat di rumah sakit nasional mencapai 26,3 persen. Nadia memastikan, hingga kini pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit masih terkendali dibanding kenaikan kasus harian yang naik menjadi 46.843 hari ini.

Proses pemeriksaan spesimen, lanjut Nadia, juga terus ditingkatkan sebagai salah satu langkah pencegahan. Jumlah spesimen yang diperiksa Selasa (8/2/2022) mencapai 454.919, jauh meningkat dibandingkan jumlah spesimen yang diperiksa pada Senin (7/2/2022) yang mencapai 285.789.

Baca Juga

Pada, Selasa (8/2), DKI Jakarta juga mencatat penurunan kasus konfirmasi menjadi 11.808. Sebelumnya, pada Ahad (6/2/2022) jumlah konfirmasi di DKI melewati puncak Delta yakni 15.825 kasus.

Meskipun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit masih terkendali, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terus memperkuat fasilitas layanan kesehatan agar lebih optimal menghadapi kenaikan kasus yang diperkirakan akan terus terjadi 2-3 minggu ke depan. Fasilitas layanan kesehatan menjadi krusial di masa kenaikan kasus demi meminimalisir risiko terberat yang dihadapi pasien Covid-19 utamanya yang menderita gejala sedang, berat, kritis, dan pasien dengan komorbid serta belum divaksinasi.

“Saat ini kesiapan layanan kesehatan nasional masih terkendali jika dibandingkan dengan kasus konfirmasi harian. Ini membuktikan sejauh ini strategi kita masih bisa berjalan efektif dan efisien dalam penanganan pasien. Kami terus menghimbau agar masyarakat yang dirawat di rumah sakit hanya untuk pasien bergejala sedang hingga berat atau kritis, maupun yang memiliki komorbid dan belum divaksinasi,” ujar Nadia dalam keterangannya, Rabu (9/2/2022).

Untuk mengendalikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, Kemenkes telah memperkuat beberapa layanan kesehatan penting. Pertama meningkatkan aktivitas testing dan tracing untuk mencegah infeksi virus Covid-19 lebih luas.

Kemudian menyiapkan penginapan tenaga kesehatan bekerjasama dengan Kemenparekraf untuk menyediakan asrama hotel terpusat bagi tenaga kesehatan. Karena, tenaga kesehatan perlu mendapatkan perlindungan dari terinfeksi Covid-19.

"Kita harus menata alur mobilisasi yang terpusat bagi tenaga kesehatan kita agar meminimalisir risiko terinfeksi dan sakit, serta melindungi keluarga mereka dari paparan yang tinggi dari virus,” tambah Nadia.

Hal lain untuk mendukung optimalnya sistem pelayanan kesehatan nasional adalah memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen. Serta, menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.

“Kebutuhan obat di 34 Provinsi sudah mencukupi, Favivirapir, Remdesivir, Tocilizimah 400mg/20ml, multivitamin, IVIg 5 persen/50ml total 4.958.599, sedangkan stoknya mencapai 23.663.526. Sementara ketersediaan oksigen di 20 Kabupaten/Kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam,” jelas dr. Nadia.

Nadia menambahkan, dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam masa-masa seperti ini dengan menekan jumlah konfirmasi kasus harian. Masyarakat bisa berpartisipasi dengan cara melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah apabila terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala.

Apabila tidak memungkinkan isoman, isolasi terpusat bisa dilakukan di tempat-tempat yang sudah disediakan pemerintah.“Masyarakat terus kami imbau untuk memperketat protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi untuk memperkecil peluang dirawat dengan gejala berat hingga kritis akibat terinfeksi Covid-19. Vaksinasi sudah terbukti efektif memperkecil risiko kesakitan dan kematian akibat Covid-19, karena data yang kami peroleh, sebagian besar pasien berat dan kematian disebabkan pasien belum memperoleh vaksinasi lengkap,” ujar Nadia.

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement